Kampus ITS, ITS News — Menuju 67 tahun Deklarasi Djuanda, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) undang guru besar dari berbagai institusi dalam Memorial Lecture bertajuk Penguasaan Sains dan Teknologi untuk Menjaga Kedaulatan dan Hak Berdaulat sebagai Bentuk Perwujudan Deklarasi Djuanda. Gelaran ini diadakan di Research Center ITS, Rabu (12/12).
Mengawali sambutannya, Rektor ITS Prof Ir Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD paparkan studi dari Komisi Ilmu Rekayasa Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) yang memperlihatkan rendahnya pemahaman tentang Deklarasi Djuanda di kalangan pelajar dan mahasiswa. Padahal, deklarasi ini krusial dalam penyempurnaan kemerdekaan Indonesia “Deklarasi ini perluas wilayah Indonesia, dari hanya 2.027.087 kilometer persegi menjadi 5.193.250 kilometer persegi,” urai Bambang.
Oleh karena itu, Bambang menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan di berbagai jenjang pendidikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengelolaan sumber daya laut Indonesia. Ia juga menyoroti peran teknologi canggih sebagai solusi untuk memperkuat pengawasan wilayah maritim. Dengan pendekatan ini, Bambang meyakini pengelolaan laut dapat menjadi lebih optimal dan berkelanjutan.
Senada dengan Bambang, Guru Besar Teknik Perkapalan ITS Prof Ir Raden Sjarief Widjaja PhD FRINA menekankan pentingnya pemanfaatan wilayah perairan hasil Deklarasi Djuanda untuk kesejahteraan masyarakat dan ekonomi nasional. Pria yang akrab disapa Sjarief ini menegaskan bahwa penguasaan teknologi menjadi kunci dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya melalui hilirisasi. Dengan langkah ini, potensi maritim Indonesia dapat dioptimalkan secara berkelanjutan.
Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan itu menekankan bahwa hilirisasi sumber daya laut dan teknologi harus berjalan beriringan. Sebagai contoh, pengolahan sumber daya rumput laut dapat meningkatkan keuntungan hingga 200 persen. Sayangnya, meskipun Indonesia memiliki bahan baku melimpah, potensi ini belum termanfaatkan secara maksimal akibat kurangnya teknologi pengolahan.
Selain penguasaan teknologi, Sjarief juga menegaskan pentingnya kemampuan Indonesia dalam mengembangkan teknologi secara mandiri. “Pemerintah perlu memberikan kepercayaan kepada para ahli dalam negeri untuk menciptakan teknologi yang mampu mendukung eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya laut,” tuturnya.
Secara daring, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) RI Prof Dr Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro, sependapat dengan pernyataan sebelumnya mengenai pentingnya peran pendidikan dan teknologi dalam menjaga kedaulatan Indonesia khususnya bidang maritim. Ia menggarisbawahi bahwa peningkatan kemampuan riset dan pengembangan, terutama yang berfokus pada hilirisasi sumber daya menjadi prioritas kementeriannya.
Menutup sesi bicaranya, Satryo berharap hasil pembicaraan para akademisi dalam Memorial Lecture ini dapat memperkuat implementasi sains dan teknologi untuk kedaulatan wilayah perairan, sebagai wujud nyata dari Deklarasi Djuanda. “Kedaulatan maritim bukan hanya soal batas wilayah, tetapi juga tentang sejauh mana kita mampu memanfaatkan dan melindungi kekayaan yang telah diperjuangkan untuk kita,” tutupnya. (*)
Reporter: Naurah Fitri
Redaktur: Gandhi Kesuma
Kampus ITS, ITS News — Prestasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mengalir hingga penghujung tahun 2024 ini. Kali
Kampus ITS, ITS News — Menuju 67 tahun Deklarasi Djuanda, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) undang guru besar dari
Mahasiswa Departemen Sistem Informasi ITS melakukan diskusi di salah satu ruang yang tersedia di CCWS Inovasi Digital ITS Kampus ITS, ITS
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka meningkatkan perekonomian, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berdayakan masyarakat desa. Upaya ini