Kampus ITS, ITS News — Guna meningkatkan efisiensi pembersihan danau, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (BEM FTIRS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan conveyor, pengangkut limbah eceng gondok. Melalui kegiatan FTIRS Dedication Time, tim ini memberikan edukasi penggunaan conveyor dan menyerahkan inovasi tersebut kepada masyarakat.
Kepala Departemen Riset dan Teknologi BEM FTIRS Deaz Luqmanal mengungkapkan bahwa danau di Kelurahan Medokan Semampir, Surabaya mengalami pertumbuhan eceng gondok yang begitu cepat. Selain menciptakan habitat serangga pembawa penyakit, juga dapat mengurangi estetika lingkungan. “Pembersihan manual memakan waktu dan tenaga yang besar, sehingga diperlukan alat bantu untuk meningkatkan efisiensi itu,” ungkapnya.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Deaz bersama mahasiswa FTIRS menciptakan mesin pemindah barang (conveyor) untuk mengangkut limbah eceng gondok dari danau. Alat ini mampu memindahkan limbah secara otomatis, mengurangi beban kerja manual, dan meminimalkan risiko cedera pada pekerja. Selain itu, alat ini dapat membantu membersihkan danau secara lebih cepat dan efisien sehingga akses masyarakat terhadap air bersih meningkat.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan bahwa conveyor ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu motor alternating-current (AC), rantai yang dilengkapi dengan sabuk, dan kontrol listrik. Cara kerjanya dengan menyalakan sistem kontrol listrik dengan menekan tombol start, selanjutnya motor AC sebagai penggerak utama akan menggerakkan rantai dan sabuk conveyor secara horizontal. “Posisi tersebut untuk memudahkan pemindahan eceng gondok dari permukaan danau ke tempat penampungan,” jelas Deaz.
Dalam proses manufaktur, imbuhnya, tim memanfaatkan metode yang efisien, mulai dari perancangan desain 3D, perakitan mekanik, hingga pengujian sistem. Ia pun menceritakan bahwa pembuatan alat ini melibatkan survei kebutuhan masyarakat setempat dan pengujian lapangan untuk memastikan alat berfungsi optimal. “Kami memastikan desain alat sederhana dan efektif, sehingga masyarakat dapat mengoperasikan alat ini tanpa kesulitan,” ujar mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITS 2021 ini.
Berjalan selama empat bulan, lelaki asal Jember ini berharap agar penerapan teknologi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal serta sebagai upaya mendukung Sustainable Development Goals (SGDs) tentang infrastruktur, industri, dan inovasi. Di samping itu, limbah eceng gondok dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. “Ke depannya, akan ada pendampingan terkait perawatan alat agar berkelanjutan,” tutup Deaz. (*)
Reporter: Aghnia Tias Salsabila
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Kampus ITS, ITS News — Guna meningkatkan efisiensi pembersihan danau, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem
Kampus ITS, ITS News — Industri rumahan seperti produksi kerupuk udang sering kali mencemari lingkungan akibat pembuangan limbah cair
Kampus ITS, ITS News — Dorong peran desain dalam penyelesaian isu sosial dan budaya, Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV)
Kampus ITS, ITS News — Berpikir untuk bisa memberikan fasilitas jembatan yang ramah terhadap lingkungan dan bagi pejalan kaki, tim