Kampus ITS, ITS News — Industri rumahan seperti produksi kerupuk udang sering kali mencemari lingkungan akibat pembuangan limbah cair langsung ke sungai. Hal ini mendorong tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk memberikan edukasi ke masyarakat terkait teknologi pengolahan limbah beserta perizinannya.
Anggota tim KKN Abmas ITS Yasmin Fayza Wahyuningsih mengungkapkan, keterbatasan pengetahuan seputar teknik pengelolaan limbah masih menjadi masalah utama di kawasan industri kerupuk udang Desa Tlasih, Kabupaten Sidoarjo. “Limbah ini pastinya berdampak tidak baik bagi lingkungan dan manusia bila pembuangannya langsung tanpa pengolahan,” ungkap Yasmin.
Berangkat dari masalah tersebut, Yasmin dan tim dari Departemen Teknik Lingkungan ITS ini mendorong pelaku usaha setempat untuk memahami sejumlah komponen penting dalam pengelolaan limbah. Di antaranya pengoperasian dan pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebagai sarana pengolahan limbah industri serta teknologi biofilter sebagai metode pengolahan limbah yang tepat.
Lebih lanjut, metode pengolahan tersebut menggunakan teknologi biofilter anaerob-aerob sebagai solusi alternatif yang tepat. Teknologi ini efektif mengolah limbah organik, menghasilkan air jernih yang aman dilepas ke lingkungan dengan biaya rendah dan tanpa memerlukan lahan luas. “Air hasil pengolahan menjadi jernih, tidak berbau, dan kandungan polutannya menurun drastis sehingga menjadi layak digunakan,” tambahnya.
Mahasiswi angkatan 2021 tersebut menyebutkan, proses pengolahan air limbah dengan metode biofilter anaerob-aerob dilakukan dengan mengalirkan air limbah ke dalam reaktor biologis berisi media penyangga. Media tersebut berfungsi sebagai tempat pengembangbiakkan mikroorganisme yang berperan membantu membersihkan limbah sisa produksi industri kerupuk udang.
Pada prosesnya, tim ini melakukan pengujian sampel yang menunjukkan kandungan Total Dissolved Solids (TDS) sebesar 2.000 miligram per liter pada air sungai. Temuan ini melebihi ambang batas baku mutu air yang aman digunakan. “Melalui metode ini, limbah sisa produksi industri kerupuk udang dapat dilepaskan ke lingkungan setelah memenuhi standar baku mutu air,” jelas perempuan asal Banyuwangi tersebut.
Di akhir, tim yang diketuai Prof Dr Ir Nieke Karnaningroem MSc ini juga memberikan edukasi tentang pentingnya pemenuhan izin lingkungan dan usaha dalam mendukung Sustainable Development Goals tentang air bersih dan sanitasi layak. Langkah ini untuk meningkatkan kesadaran pelaku usaha terhadap dampak limbah sekaligus mendukung keberlanjutan industri rumahan. “Semoga peningkatan kualitas air sungai dan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan dapat terwujud,” ungkap Yasmin penuh harap. (*)
Reporter: Ahmad Naufal Ilham
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Kampus ITS, ITS News — Guna meningkatkan efisiensi pembersihan danau, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem
Kampus ITS, ITS News — Industri rumahan seperti produksi kerupuk udang sering kali mencemari lingkungan akibat pembuangan limbah cair
Kampus ITS, ITS News — Dorong peran desain dalam penyelesaian isu sosial dan budaya, Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV)
Kampus ITS, ITS News — Berpikir untuk bisa memberikan fasilitas jembatan yang ramah terhadap lingkungan dan bagi pejalan kaki, tim