ITS News

Jumat, 27 Desember 2024
21 Desember 2024, 19:12

Fenomena Homesick menjadi Tantangan Emosional Mahasiswa Baru

Oleh : itsnab | | Source : ITS Online
Ilustrasi mahasiswa mengalami homesick karena jauh dari rumah (sumber: Freepik.com)

Ilustrasi mahasiswa mengalami homesick karena jauh dari rumah (sumber: Freepik.com)

Kampus ITS, Opini – Memasuki dunia perkuliahan adalah momen penuh harapan sekaligus tantangan bagi mahasiswa baru. Di balik semangat itu, homesick atau kerinduan rumah kerap muncul saat pertama kali merantau. Rasa rindu terhadap rumah dan keluarga ini menjadi fenomena umum saat pertama kali merantau ke kota atau negara yang jauh. Dukungan emosional sangat membantu mereka melewati fase ini dengan lebih nyaman.

Perasaan homesick muncul sebagai respons emosional terhadap perubahan lingkungan yang drastis. Ketika berpisah dari keluarga, teman, serta rutinitas dan kenyamanan yang telah terbentuk dapat memicu rasa kehilangan. Tantangan seperti adaptasi lingkungan baru, jadwal padat, tuntutan akademis yang tinggi, dan ekspektasi sosial sering kali menambah beban emosional.

Bagi sebagian mahasiswa, perasaan ini diperburuk oleh perbedaan budaya yang signifikan, terutama bagi mereka yang pindah ke kota besar atau negara asing. Perasaan terasing tidak hanya disebabkan oleh jarak fisik, tetapi juga kesulitan berkomunikasi, perbedaan nilai-nilai, dan ketidakpahaman terhadap budaya setempat. Faktor-faktor ini dapat memperdalam rasa kesepian dan membuat proses adaptasi menjadi lebih sulit.

Homesick bukanlah masalah sepele, karena dapat berdampak serius pada kesejahteraan mental dan emosional mahasiswa baru. Rasa rindu yang mendalam ini sering memicu kesepian, kecemasan, dan depresi, yang dapat mengganggu konsentrasi belajar dan mengurangi motivasi berprestasi. Mereka yang mengalami homesick juga cenderung menarik diri dari kegiatan sosial, yang dapat berujung pada penurunan kinerja akademis dan menghambat perkembangan pribadi mereka.

Ilustrasi kerinduan mahasiswa akan pulang ke kampung halaman (sumber: ruangguru.com)

Ilustrasi kerinduan mahasiswa akan pulang ke kampung halaman (sumber: ruangguru.com)

Selain itu, homesick dapat memicu perasaan isolasi. Mereka yang merasakannya cenderung menarik diri dari lingkungan sosial baru, yang membuat adaptasi dan menemukan teman-teman baru menjadi semakin sulit. Siklus ini dapat memperburuk perasaan kesepian dan menambah tekanan.

Mengatasi homesick memerlukan peran aktif dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa itu sendiri, pihak kampus, dan keluarga. Adapun beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengatasi perasaan ini dan beradaptasi dengan lingkungan akademis yang baru.

Pertama, mengenali dan menerima perasaan homesick sebagai hal yang normal dan wajar. Memahami bahwa homesick adalah bagian dari proses adaptasi, dan bahwa perasaan ini akan berkurang seiring berjalannya waktu, dapat memudahkan menghadapi tantangan dan fokus pada hal-hal positif di lingkungan baru.

Kedua, membangun jaringan sosial yang kuat adalah kunci untuk mengurangi rasa kesepian. Mahasiswa Baru disarankan untuk aktif terlibat dalam kegiatan kampus, seperti bergabung dengan organisasi mahasiswa, klub, atau kegiatan ekstrakurikuler. Dengan memperluas lingkaran pertemanan dan membangun hubungan dengan teman-teman baru, mereka dapat merasa lebih terhubung dan memiliki dukungan emosional di lingkungan yang baru.

Ketiga, mengatur rutinitas harian yang teratur dapat memberikan rasa stabilitas dan kontrol di tengah perubahan besar. Merencanakan jadwal yang mencakup waktu untuk belajar, berolahraga, beristirahat, dan bersosialisasi dapat membantu menjaga keseimbangan dan mencegah perasaan cemas yang sering muncul akibat perubahan drastis.

Ilustrasi pentingnya bersosialisasi sebagai salah satu langkah mengurangi perasaan homesick (sumber: idntimes.com)

Ilustrasi pentingnya bersosialisasi sebagai salah satu langkah mengurangi perasaan homesick (sumber: idntimes.com)

Keempat, memanfaatkan teknologi untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman di rumah adalah cara efektif untuk mengurangi homesick. Dengan kemajuan teknologi komunikasi, mahasiswa dapat mudah menjaga hubungan emosional dengan orang-orang terdekat melalui panggilan video, pesan teks, atau media sosial. Hal ini dapat memberikan rasa nyaman dan dukungan emosional, meskipun mereka berada jauh dari rumah.

Terakhir, mencari dukungan profesional dari layanan konseling yang disediakan oleh kampus juga sangat penting. Banyak perguruan tinggi memiliki pusat konseling yang dapat membantu mengelola perasaan homesick dan stres. Konselor profesional dapat memberikan panduan dan strategi untuk mengatasi homesick, serta membantu menyesuaikan diri dengan lingkungan akademis yang baru.

Homesick adalah tantangan emosional nyata bagi banyak mahasiswa baru, tetapi dengan pendekatan yang tepat, homesick dapat diatasi dengan beradaptasi di lingkungan akademis. Dukungan dari keluarga, teman, dan kampus sangat penting dalam membantu melewati masa sulit ini. Dengan bantuan yang tepat, homesick dapat diubah menjadi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, serta menikmati pengalaman kuliah dengan lebih baik. (*)



Ditulis oleh:
Nabila Rahadatul Aisy Koestriyaningrum
Departemen Sistem Informasi
Reporter ITS Online
Angkatan 2023

Berita Terkait