Ilustrasi tampilan CAPES, gelang pintar ciptaan tim mahasiswa Program Studi Rekayasa Keselamatan Proses (RKP) ITS yang mampu mencegah kecelakaan kerja di industri
Kampus ITS, ITS News — Peningkatan jumlah kecelakaan kerja menjadi momok tersendiri bagi industri di tanah air dalam beberapa tahun terakhir. Berangkat dari isu tersebut, tim mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Rekayasa Keselamatan Proses (RKP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan CAPES, gelang sensor pintar yang dapat membantu mencegah kecelakaan kerja.
Ketua tim inovasi CAPES Muhammad Rafi Kalevi mengungkapkan bahwa CAPES merupakan gelang pintar yang dirancang untuk mencegah kecelakaan kerja. Gelang ini hadir sebagai solusi atas meningkatnya angka kecelakaan kerja di Indonesia. Menurutnya, salah satu upaya dalam mengurangi kecelakaan kerja saat ini terletak pada pemantauan aspek vitalitas tubuh manusia.
Prototipe CAPES, ciptaan tim mahasiswa Program Studi Rekayasa Keselamatan Proses (RKP) ITS yang memiliki tiga sensor pengukur vitalitas tubuh manusia
CAPES dikembangkan sebagai alat mitigasi risiko yang dilengkapi dengan beberapa sensor untuk mengukur kinerja tubuh manusia. Hal ini memungkinkan CAPES menjadi solusi dari maraknya isu kecelakaan kerja saat ini. Selain itu, bentuknya yang berupa gelang juga memberikan kesan praktis ketika digunakan. “Membuat CAPES ampuh sebagai salah satu solusi penanganan kecelakaan kerja,” tegas pemuda yang akrab siapa Levi itu optimistis.
Mahasiswa angkatan 2024 itu kemudian menjelaskan bahwa cara kerja CAPES sangatlah praktis. Dipaparkannya, CAPES digunakan layaknya gelang pada umumnya. Setelah terpasang dengan benar pada lengan, CAPES akan mengukur segala aktivitas vital tubuh pengguna melalui tiga sensor yang tersedia.
(dari kiri) Muhammad Irfan Ali, Faizatuzzahra, dan Muhammad Rafi Kalevi saat merancang prototipe CAPES
Ketiga sensor tersebut meliputi DHT22 untuk kelembaban udara dan suhu ruangan, DS18B20 untuk suhu tubuh, dan MAX30102 untuk detektor detak jantung serta kadar oksigen dalam darah. Apabila ketiga detektor tersebut mendeteksi aktivitas vital pengguna melebihi standar tubuh manusia, maka CAPES akan memberikan peringatan berupa suara dering.
Selain itu, alat yang dikembangkan oleh Levi bersama Muhammad Irfan Ali dan Faizatuzzahra ini juga dilengkapi dengan teknologi Internet of Things (IoT), sehingga memungkinkan status pengguna dipantau melalui gawai yang terhubung dengan CAPES. “Teknologi IoT memberikan kemudahan bagi top management dalam mengawasi kondisi vital para pegawainya,” tutur Levi.
(dari kiri) Muhammad Rafi Kalevi dan Muhammad Irfan Ali saat memenangkan juara III pada Lomba Inovasi K3 Perusahaan yang digelar oleh Dewan K3 Provinsi Jawa Timur (DK3P Jatim)
Ia mengungkapkan bahwa CAPES merupakan bentuk implementasi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-3 mengenai Good Health and Well-Being. Ke depannya, Levi berharap inovasi yang telah sukses meraih juara III Lomba Inovasi K3 Perusahaan yang diselenggarakan oleh Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Timur (DK3P Jatim) itu dapat berkontribusi dalam mengatasi permasalahan kecelakaan kerja di Indonesia. (HUMAS ITS)
Reporter: Ahmad Farhan Alghifari
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Reciprocal Tariff yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar acara Halalbihalal Keluarga Besar ITS 1446 Hijriah sebagai
Kampus ITS, ITS News – Era digital mendorong perubahan bisnis yang lebih dari sekadar digitalisasi, melainkan transformasi menyeluruh operasi
Kampus ITS, Opini – Mudik lebaran merupakan tradisi tahunan yang selalu dinantikan oleh banyak orang. Kesempatan berharga ini menjadi