Tim ahli Studi Logistik ITS (berbaju putih) bersama dengan perwakilan SKK Migas dan Inpex Masela Ltd usai kegiatan pemaparan studi logistik Proyek Abadi

Kampus ITS, ITS News — Dukung kelanjutan proyek Abadi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Inpex Masela Ltd melakukan pemaparan studi logistik untuk proyek pembangunan kilang minyak dan gas yang ada di area Maluku Selatan tersebut. Dalam proyek ini, ITS berkontribusi melalui kajian akademis keberlanjutan logistik proyek Abadi.

Dalam pemaparannya, dihadiri pula oleh Ketua Pokja Unit Percepatan Proyek Abadi SKK Migas Benny Sianturi dan Senior Manager Supply Chain Management Inpex Masel Ltd Rudi Imran. Benny menyampaikan apresiasinya terhadap kontribusi ITS dalam proyek Abadi ini. Melalui kajian yang mendalam, ITS membantu dalam menganalisis dan merumuskan strategi logistik yang efektif untuk proyek tersebut. “Studi ini dapat menjadi bahan rujukan untuk menentukan keputusan yang tepat di kemudian hari,” ujarnya.

Ketua Tim Studi Logistik ITS Sutopo Purwono Fitri ST MEng PhD menjelaskan, studi ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam terkait sistem logistik dari proyek Abadi. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap aspek dari proyek ini mulai dari transportasi, distribusi, hingga penyimpanan dapat berjalan secara efisien. “Dengan perencanaan logistik yang matang, potensi terjadinya kendala teknis dan risiko dapat diminimalkan,” jelas Sutopo.

(dari kiri) Senior Manager Supply Chain Management Inpex Masela Ltd Rudi Imran bersama Wakil Rektor IV ITS Prof Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD saat menyimak pemaparan hasil studi logistik oleh tim ahli dari ITS

Dosen Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS ini menambahkan bahwa studi awal logistik ini dimulai dengan melakukan kajian mendalam pada laporan yang didapatkan dari Inpex. Bersama timnya, Sutopo mengungkapkan terdapat delapan poin yang menjadi fokus utama dalam kajian ini. “Yakni filosofi logistik, infrastruktur dan fasilitas, mechanical handling equipment, alur pelayaran, manajemen limbah, serta manajemen bahan bakar,” paparnya.

Lebih lanjut, Sutopo bersama timnya juga mengevaluasi lokasi potensial untuk marshalling point (titik pengumpulan logistik). Dalam tahap ini, mereka menganalisis 13 titik yang memiliki kriteria yang dibutuhkan. “Dari ke-13 titik tersebut, kami mengerucutkan menjadi delapan marshalling point berpotensi untuk transportasi barang besar,” jelas anggota Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS ini.

Ketua Tim Studi Logistik ITS Sutopo Purwono Fitri ST MEng PhD (tengah) bersama timnya ketika memaparkan hasil studi logistik terkait Proyek Abadi

Dari hasil evaluasi tersebut, Tim Ahli ITS ini melakukan tinjauan terhadap desain tata letak fasilitas Logistic Supply Base (LSB). Evaluasi ini juga mencakup kemungkinan solusi untuk peralatan mekanis dan sistem kontrol kargo. Dengan peninjauan ini, diharapkan tata letak yang dipilih mampu mendukung operasional logistik secara lebih efektif dan efisien.

Selain fokus pada aspek infrastruktur dan transportasi, studi ini juga menyoroti pentingnya manajemen bahan bakar. Pada poin ini, Sutopo menganalisis perkiraan konsumsi bahan bakar untuk berbagai kegiatan operasional proyek, khususnya jenis dan jumlah bahan bakar transportasi yang digunakan, sehingga dapat meminimalkan konsumsi bahan bakar dan emisi gas rumah kaca.

Pemaparan yang dilakukan ITS tersebut merupakan implementasi dari Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-9 dan 12. Dengan demikian, implementasi hasil studi ini diharapkan dapat memperlancar proyek Abadi, serta memperkuat kerja sama antara ITS, SKK Migas, dan Inpex Masela Ltd di masa depan. (HUMAS ITS)

Reporter: Khaila Bening Amanda Putri