Para siswa SDIT Al-Uswah Surabaya menunjukkan hasil karya dari teknik ecoprint
Kampus ITS, ITS News — Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengenalkan teknik ecoprint kepada murid SD lewat program Pengabdian Masyarakat (Abmas). Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kecintaan terhadap lingkungan kepada anak-anak sedari dini.
Ketua tim Abmas ITS Siti Kamilia Aziz ST MT mengungkapkan, saat ini belum begitu banyak orang yang paham mengenai upaya-upaya kecil untuk menjaga kelestarian lingkungan. Termasuk dalam memanfaatkan bahan-bahan alami dalam membuat bahan kerajinan atau karya seni. “Maka dari itu kami ingin mengenalkan teknik ecoprint ini kepada masyarakat, khususnya para murid SD,” tuturnya.
Perempuan yang akrab disapa Kamilia tersebut menerangkan, ecoprint ialah teknik pewarnaan kain dengan mencetak motif alami dari daun, bunga, hingga batang tanaman. Menurutnya, teknik ini bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurangi limbah pewarna sintetis dari industri tekstil. Pasalnya, tidak hanya membutuhkan bahan baku yang terjangkau, hasil ecoprint juga memiliki nilai jual yang tinggi. “Prosesnya pun mudah dikerjakan, bahkan bisa dilakukan oleh murid-murid SD,” ujarnya.
Ketua tim Abmas ITS Siti Kamilia Aziz ST MT saat mendampingi peserta mempraktikkan teknik ecoprint di SDIT Al-Uswah Surabaya
Menjelaskan mengenai tahapan pembuatannya, Kamila menyebutkan bahwa tahap awal yang perlu dilakukan dalam ecoprint adalah membersihkan kain putih menggunakan soda ash atau tawas. Setelah itu, kain tersebut dicelupkan ke dalam larutan tunjung untuk membantu pewarna alami menempel lebih kuat pada serat kain, lalu diperas. “Jadi nanti kain putihnya digunakan dalam keadaan basah,” jelas dosen Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS tersebut.
Selanjutnya, satu per satu daun dan bunga ditata di atas kain sebagai pola motif. Kamilia menyebutkan bahwa terdapat sebelas jenis daun dan bunga yang digunakan dalam kegiatan ini. Usai ditata rapi, langkah berikutnya adalah mengaplikasikan warna dengan menempelkan tisu yang telah dicelupkan berbagai pewarna alami di atas kain. Terakhir, kain dilapisi plastik, digulung, diikat, kemudian dikukus selama dua jam.
Kamila mengungkapkan bahwa kegiatan praktik ecoprint yang berlokasi di SDIT Al-Uswah Surabaya ini pun mendapatkan respon positif dari para guru serta 84 siswa yang berpartisipasi. Bersama tim yang beranggotakan lima dosen dan 18 mahasiswa tersebut, ia membimbing para peserta dalam setiap tahapan proses ecoprint. “Para siswa tidak hanya belajar menjaga lingkungan, tetapi juga mengasah keterampilan mereka dalam seni tekstil,” ucapnya.
Siswa SDIT Al-Uswah Surabaya ketika menata daun dan bunga di atas kain dalam praktik ecoprint
Di samping itu, keterampilan ecoprint juga menyimpan peluang dalam membantu perekonomian. Teknik ecoprint yangs sederhana memungkinkan siapa saja untuk menciptakan produk dengan nilai jual tinggi, seperti syal, selendang, atau pakaian. “Dengan keterampilan ini, harapannya anak-anak dapat terus berkreasi dan bahkan menjadikannya sebagai sumber penghasilan di masa depan,” ungkap Kamilia.
Kegiatan ini selaras dengan poin 12 Sustainable Development Goals (SDGs) yakni Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Lewat pengenalan teknik ecoprint, para peserta belajar untuk lebih menghargai sumber daya alam serta memanfaatkan tanaman di sekitar mereka secara berkelanjutan. “Semoga keterampilan ini dapat dikembangkan lebih lanjut agar semakin banyak orang yang turut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan,” tutup Kamilia disertai harapan. (*)
Reporter: Putu Calista Arthanti Dewi
Redaktur: Muhammad Fadhil Alfaruqi
Kampus ITS, Opini — Guna mengukur keberhasilan pendidikan, diperlukan adanya sebuah evaluasi terhadap kemampuan belajar siswa di sekolah. Namun,
Kampus ITS, Opini — Dunia bergerak laksana deru angin ribut yang menyeret waktu tanpa ampun dan nyaris tidak menyisakan
Kampus ITS, ITS News – Dalam rangka sosialisasi pada calon mahasiswa, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK)Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Opini – Bayangkan Anda terbangun dan mendapat ribuan orang asing di internet mencap Anda sebagai pembohong atau