Prof Dr Ir Murni Rachmawati MT ketika memaparkan kajiannya terkait Arsitektur Berkelanjutan dalam orasi ilmiah pengukuhannya sebagai Profesor ke-216 ITS
Kampus ITS, ITS News – Perkembangan zaman membawa dampak di banyak aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang arsitektur yang berperan sebagai salah satu ilmu yang mewadahi kreativitas manusia. Melihat keadaan tersebut, Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Ir Murni Rachmawati MT mendalami peran manusia sebagai titik pusat kehidupan melalui kacamata arsitektur berkelanjutan.
Berdasarkan kajiannya, Murni menemukan bahwa dalam kurun waktu 18 tahun ke belakang terdapat tiga pokok tantangan yang selalu mengiringi perkembangan ilmu arsitektur. Tantangan-tantangan tersebut terdapat pada aspek alam, teknologi, dan kemanusiaan. “Selain tiga aspek tersebut, semakin tahun tantangan yang muncul juga semakin banyak dan beragam,” jelas Profesor ke-216 ITS ini .
Berangkat dari tantangan yang dihadapi manusia di abad 21 ini, dosen Departemen Arsitektur ITS tersebut mendalami kajiannya untuk menghadirkan teori arsitektur dengan gagasan yang baik dan dapat memprediksi masa depan. Melalui pendalamannya, Murni menyimpulkan bahwa manusia berperan sebagai pusat yang mengendalikan dan mengintegrasikan aspek-aspek kehidupan termasuk dalam ilmu arsitektur.
Guru Besar ke-216 ITS Prof Dr Ir Murni Rachmawati MT yang melakukan kajian bertajuk Keberlanjutan Arsitektur yang Terintegrasi
Lebih rinci, dalam aspek alam, Murni menjelaskan bahwa manusia harus dapat membuat dan menggunakan bangunan dengan sesedikit mungkin merusak alam dan manusia yang menempatinya. “Selain itu, dalam merancang bangunan, manusia harus dapat mengangkat kelokalan sebagai bagian penting dalam arsitektur,” tuturnya mengingatkan.
Sedangkan dalam aspek teknologi, lanjutnya, manusia harus dapat menciptakan dan mengendalikan teknologi sebagai alat pembangunan untuk menghadirkan arsitektur yang berguna. Dekan Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian (FTSPK) ITS periode 2020 – 2024 tersebut menekankan, teknologi juga harus ikut membantu arsitektur melestarikan alam dan menyelamatkan planet bumi.
Dalam upaya memberikan nilai-nilai yang baik dalam arsitektur, sensitivitas kemanusiaan turut memiliki andil dalam proses pembangunan. Perempuan kelahiran Rembang itu menyarankan, arsitektur dapat mengusung budaya dan sejarah dalam membentuk identitas. “Aspek kemanusiaan dalam arsitektur ikut berperan dalam pembentukan kualitas hidup manusia yang berkesinambungan,” tegasnya.
Dengan mengintegrasikan aspek-aspek tersebut dengan manusia sebagai pusat pengendali, Murni yakin masalah yang timbul dalam perkembangan ilmu arsitektur dapat terselesaikan. Selain itu, tujuan dari arsitektur berkelanjutan juga dapat tercapai. “Namun, untuk mencapai ini semua diperlukan manusia yang mampu menjaga dan merawat alam sebagai sesama ciptaan Tuhan,” terang alumnus S1 Arsitektur ITS itu.
Perempuan kelahiran 1962 ini menilai segala krisis yang terjadi di dunia disebabkan karena manusia tidak sanggup merelasikan berbagai dampak kemajuan dengan nilai spiritual. Oleh karena itu, pendidikan dengan pendekatan spiritual menjadi langkah yang tepat untuk menciptakan manusia yang memiliki pendirian dan integritas yang kuat. Melalui pendekatan spiritual, manusia akan berpikir dua kali untuk melakukan tindakan yang dapat menghancurkan alam.
Melalui kajiannya yang luas, Murni berhasil berkontribusi dalam menghadirkan kehidupan yang lebih baik melalui ketercapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Poin utama yang didukung adalah poin 4 tentang pendidikan berkualitas serta poin 9 tentang kota dan permukiman yang berkelanjutan.
Murni berharap teori yang dihasilkan dari kajiannya dapat bermanfaat bukan hanya untuk perkembangan ilmu arsitektur saja tetapi juga seluruh aspek kehidupan. Utamanya bagi dunia pendidikan dan proses pembuatan kebijakan dalam menentukan arah yang lebih baik. “Semoga kajian ini dapat menghadirkan solusi tepat guna sesuai tujuan keberlanjutan,” tuturnya penuh harap. (HUMAS ITS)
Reporter: Ahmad Naufal Ilham
Kampus ITS, Opini – Perayaan Hari Raya Idul Fitri tak pernah luput dari tradisi halalbihalal yang melekat pada budaya
Kampus ITS, Opini — Setiap tahun, lebaran selalu identik dengan tradisi mudik. Bagi banyak perantau, momen ini menjadi waktu
Kampus ITS, ITS News – Suasana khidmat menyelimuti Masjid Manarul Ilmi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) saat peringatan Nuzululqur’an
Kampus ITS, Opini — Guna mengukur keberhasilan pendidikan, diperlukan adanya sebuah evaluasi terhadap kemampuan belajar siswa di sekolah. Namun,