Origami, seni melipat kertas berbentuk hiasan, tampaknya menjadi hal istimewa kalau yang menjadi gurunya orang asli Jepang. Pasalnya, origami sendiri merupakan kebudayaan khas masyarakat jepang.

Peristiwa menarik ini, tampaknya tidak disia-siakan oleh para guru-guru TK dan SD Surabaya dan sekitarnya untuk ikut berpartisipasi. Mereka berharap akan memperoleh pengetahuan tentang bentuk-bentuk origami yang baru. Soalnya keterampilan ini juga mereka ajarkan pada anak didik."Banyak sekali bentuk-bentuk origami yang saya baru tahu sekarang," kata Ibu Ester dari SD Petra Surabaya.

Mereka tampak antusias mengikuti semua apa yang dilakukan oleh wanita-wanita jepang yang menjadi gurunya. Setiap gerakan daripada anggota JPC (Japan Wowen Club), perkumpulan istri dari orang Jepang yang berada di Indonesia, ini diikuti secara seksama."Ini dilipat bagian kirinya, kemudian dilipat lagi…dan diguting,"seru salah satu peserta lainnya.

Menariknya, para wanita Jepang ini mengajarkan dengan menggunakan bahasa Jepang. Meski begitu kendala bahasa tak menjadi persoalan bagi peserta. Disamping itu, suasana jepang tampak melekat bagi wanita Jepang ini. Sebagian mereka menggunakan kimono, pakaian adat wanita Jepang.

Kegiatan pelatihan dan perlombaan Origami sendiri merupakan salah satu dari beberapa kegiatan lainnya dalam rangka Dies Natalis PENS ITS ke-15 tahun. Wahyuni, ketua panitia kegiatan ini, mengatakan bahwa kegiatan seperti ini jarang diadakan. "Kebetulan PENS sendiri telah lama berkerjasama dengan Jepang. Jadi apa salahnya kami menyelenggarakan kegiatan seperti," terangnya.

Lantas, hasil karya origami daripada wanita jepang beserta peserta di hiasakan pada ranting-rating tumbuhan. Maka tumbuhan itu seakan-akan disulap menjadi meriah. Bintang, kubus, limas dan beberapa origami lainya bergelantungan. "Ini akan kami nilai dan pemenangnya akan dapat hadiah dari kami,"katanya (rom/li)