Belum adanya solusi yang tepat terkait masalah ini, menyebabkan Dosen Biologi ITS yang akrab disapa Endry ini beserta timnya melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, Endry dan tim menggunakan agen-agen pengendali alami seperti anti mikroba biologis guna mencegah serangan dari penyakit Ice-ice. "Karena dasar ilmu kita adalah natural sains, maka agen pengendali utama yang digunakan adalah agen biologis," jelasnya.
Lebih lanjut, Endry menjelaskan, Ice-ice merupakan jenis penyakit yang menyerang rumput laut. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan pada rumput laut. Jika hal ini terus dibiarkan akan menyebabkan kerugian besar pada petani rumput laut. "Tak tanggung-tanggung kerugian yang dialami petani dapat mencapai hampir seluruh dari jumlah total rumput laut yang dipanen. Namun, hal ini juga tergantung dari seberapa luas obyek yang terpapar Ice-ice," paparnya.
Penyakit ice-ice ini biasa menyerang pada pergantian musim antara panas ke dingin atau sebaliknya. Namun, tidak menutup kemungkinan juga penyakit ini dapat menyerang pada setiap musim. Serangan penyakit ice-ice ini dapat dilihat dari berubahnya warna hijau pada rumput laut menjadi putih dan akhirnya rusak. "Penyakit ini menyerang sel-sel yang ada pada rumput laut. Sehingga menyebabkan kerusakan,"
jelas Nur Shabrina salah satu mahasiswa bimbingan Endry yang turut serta menggarap proyek ini.
Dalam penelitiannya, Endry menggunakan dua metode pendekatan yaitu laboratorium dan aplikasi. Pendekatan laboratorium dilakukan dengan cara mengisolasi penyebab dari timbulnya penyakit Ice-ice. Setelah diketahui penyebabnya, langkah selanjutnya adalah menganalisis sampel uji dengan metode yang sesuai. Langkah terakhir adalah mempelajari hasil yang didapat untuk mengetahui proses selanjutnya yang akan diambil.
Selain pendekatan secara laboratorium, Endry juga menggunakan pendekatan secara aplikasi. Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas dari penelitian yang telah dilakukan. "Setelah dilakukan beberapa kali uji laboratorium, barulah kita lakukan pendekatan secara aplikasinya," jelasnya.
Endry mengungkapkan bahwa penelitiannya ini didanai secara penuh oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS dan Deutscher Akademischer Austausch Dienst (DAAD) Jerman. Selain itu penelitian ini juga mendapat bantuan tenaga ahli dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Sumenep yang bekerjasama dengan Universitas Wiraraja Sumenep. Sebab, penelitiannya dilakukan di pulau Poteran Madura.
Disamping itu, dalam penelitian ini, Endry juga menjalin kerjasama dengan Sustainable Island Development Initiatives (SIDI) untuk bersama-sama mengembangkan potensi pulau terpencil melalui jalur penelitian hingga pengembangan wisata dan industri. "Salah satu faktor penelitian kita dilakukan di pulau Poteran Madura adalah untuk mengembangkan potensi dari pulau tersebut," jelasnya.
Memanfaatkan Potensi Pulau Poteran
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penelitian ini dilakukan di pulau Poteran Madura. Diantaranya, jika dilihat dari faktor kimia fisika perairan, pulau ini sangat cocok sebagai tempat budidaya rumput laut. Selain itu lokasi pulau ini dengan ITS tidak terlalu jauh. "Untuk mendukung penelitian, biasanya saya melakukan aklimatisasi langsung di pulau ini," tutur mahasiswa Biologi ITS semester akhir ini.
Secara gamblang Shabrina menjelaskan, anti mikroba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun ketapang. "Banyaknya penelitian yang menjelaskan kandungan daun ketapang, mendasari kita memilih daun ini sebagai obyek penelitian," ungkap Shabrina. Ia menambahkan, bahwa mereka dapat menemukan daun ketapang dengan mudah di pulau ini. "Banyak potensi alam yang dapat dikembangkan untuk penelitian di pulau ini," jelasnya.
Rencananya, penelitian ini akan dipublikasikan di beberapa publikasi internasional dan akan diikutkan dalam international conference. "Selama ini banyak penelitian yang dilakukan terkait obyek ice-ice ini. Namun sedikit dari penelitian tersebut yang di publikasikan secara
internasional," tutur Shabrina.
Endry berharap agar
penelitiannya dapat digunakan secara langsung oleh petani. Sehingga
serangan penyakit ice-ice dapat di karangi. "Jika penelitian ini berhasil dan serangan penyakit Ice-ice dapat dicegah. Maka petani tidak perlu khawatir lagi akan terjadinya kegagalan panen," pungkasnya. (sho/fin)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya menciptakan lingkungan kampus ideal untuk mendukung pendidikan.
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya meningkatkan citra sebagai institusi pendidikan yang unggul
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali meneruskan estafet kepemimpinan dalam lingkup fakultasnya, salah satunya
Kampus ITS, ITS News — Berdasarkan data laporan yang pernah ada, terdapat 17 macam insiden kecelakaan yang sebagian besar terjadi