ITS News

Jumat, 27 Desember 2024
23 Februari 2015, 17:02

Lantaran TOEFL, 94 Mahasiswa Gagal Yudisium

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dikatakan Sunarno SE, tahun 2015 sebanyak 1659 mahasiswa terdaftar menjadi calon wisudawan ITS ke-111. Pun demikian, hanya ada 1560 mahasiswa yang berhasil lolos yudisium baik di tingkat Fakultas maupun Institut. "Sisanya mereka gagal dalam Yudisium. Salah satu penyebabnya adalah nilai TOEFL yang masih di bawah standar," jelas Kepala Bagian Badan Akademik dan Pengelolaan Data Pendidikan ini.

Selain itu, jika dibandingkan dengan wisuda ke-110, jumlah mahasiswa yang gagal yudisium pada tahun ini terbilang lebih buruk. "Pada wisuda ke-110 dari 3985 mahasiswa yang mendaftar wisuda. Hanya 117 mahasiswa saja yang gagal diwisuda," ungkap pria yang akrab disapa Narno ini.

Lebih lanjut, bila di presentasekan setidaknya terdapat 5,67 persen mahasiswa yang gagal lolos pada wisuda ke-111. ”Sedangkan, pada wisuda ke-110 hanya terdapat 2,94 persen mahasiswa," tutur Narno. Sehingga ia mengatakan jumlah mahasiswa ITS yang gagal diwisuda mengalami peningkatan sebesar 2,73 persen.

Menanggapi hal ini, Dr Dra Ismaini Zain MSi pun angkat bicara. Ketua Tim Bidang Lembaga Pengembangan Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Hubungan Alumni (LP2KHA) ITS ini mengaku pihaknya (ITS, red) selama ini tidak pernah meningkatkan standar TOEFL bagi mahasiswa. "Untuk mahasiswa D3 minimum skor TOFL 450. Sedangkan D4, S1, dan S2 skor minimumnya adalah 477. Lain halnya dengan S3 skor minimum TOFL yang harus dicapai adalah 500," ungkap Ismaini.

Ismaini menambahkan, bahwa standar skor TOEFL yang ditetapkan ITS tidak terlalu sulit untuk dicapai mahasiswa. "Skor minimum TOEFL 477 terlalu rendah buat mahasiswa," ungkap wanita berkacamata ini. Terkait hal tersebut UPT Bahasa ITS juga memaparkan, bahwa 477 merupakan skor yang terlalu mudah untuk diraih.

Dikatakannya, dari beberapa tahun sebelumnya pun ITS telah memberlakukan tes awal TOEFL bagi mahasiswa baru. Hal ini dilakukan, agar ITS mengetahui kemampuan bahasa inggris tiap mahasiswa. "Nantinya, dari hasil TOEFL ini mahasiswa akan dikelompokan dalam beberapa tipe. Diantaranya tipe A, B, dan C," jelas Ismaini kepada ITS Online.

Sebagai informasi tambahan, berdasarkan Peraturan Rektor ITS tentang Peraturan Akademik ITS tahun 2014, ITS membuat kebijakan untuk meningkatkan atmosfer internasionalisasi. Ia menjelaskan ITS menerapkan kuliah berbahasa inggris selama satu semester. Selain itu, sedikitnya terdapat dua mata kuliah berbahasa inggris yang ditawarkan kepada mahasiswa oleh jurusan atau program studi masing-masing. ”Namun, peraturan ini hanya berlaku bagi mahasiswa yang memiliki skor TOEFL minimal 477,” tambahnya.

Di akhir, Ismaini juga sempat memberikan masukan kepada ITS terkait masalah kemampuan bahasa inggris mahasiswa. "Masalah ini perlu dikaji secara mendalam terkait keberhasilan beberapa program yang telah dilakukan,” ungkapnya. Menurutnya, hal ini dilakukan, agar ITS mengetahui secara komperhensif kemampuan setiap mahasiswa. (sho/man)

Berita Terkait