"Maju terus pantang mundur." Itulah semboyan yang masih dipegang kuat oleh Amin, salah seorang peserta SPMB 2003, yang mengikuti ujiannya di kampus ITS. Ia mengaku kalau sudah dua kali ikut SPMB, tahun lalu dan tahun ini. "Aku sudah dua kali ikut SPMB dan kali ini harus berhasil. Aku bosan kalau harus nganggur setahun lagi," ujar peserta asal Bojonegoro itu.
Selain Amin, masih banyak lagi peserta SPMB di kampus ITS. Sejak hari Senin kemarin (30/6), sehari sebelum SPMB dilaksanakan, sudah banyak peserta yang berdatangan di kampus ITS untuk melihat lokasi dan ruang pelaksanaan SPMB sesuai nomor tes mereka. Bahkan beberapa diantaranya mengaku, tiba di Surabaya sejak hari Sabtu. Padahal, SPMB baru dilaksanakan pada hari Selasa.
Bagi peserta yang lulus SMU tahun ini, mereka mengaku tidak terlalu merasa kesulitan dalam mempersiapkan materi yang akan diujikan. Mereka mengaku lebih sulit mempersiapkan mental. Selain itu,bagi mereka yang berasal dari luar kota, mereka harus mencari tempat tinggal dan harus bisa menyesuaikan diri selama ditempat barunya.
"Belum apa-apa aku sudah kurang percaya diri duluan. Semua materi yang sudah aku kuasai rasanya hilang nggak ada sisanya," tutur Santi, yang peserta SPMB yang memilih jurusan Kedokteran Umum UNAIR sebagai target utamanya. Gadis asal Magelang, Jawa Tengah itu mengatakan kalau sudah merasa cemas sejak berangkat dari rumahnya hari Senin lalu. "Aku sudah berusaha mengantisipasi rasa cemas ini. Makanya, aku berangkat pagi dari tempat kost. Tapi nyatanya masih cemas juga." terangnya sambil menunjukkan rasa menyesal karena tidak bisa menyelesaikan beberapa soal pada hari pertamanya mengikuti SPMB.
Permasalahan lainnya juga dialami, Sofi, alumni SMU Negeri 1 Lumajang ini mengaku kesulitan dalam mencari tempat untuk tinggal selama SPBM ini berlangsung. "Cari tempat kost putri disini susah sekali. Saya sampai seharian muter-muter sama dua teman saya nyari tempat nginap. Akhirnya dapat juga sih, tapi mahal." keluhnya yang disertai anggukan kepala kedua temannya.
Sementara itu, ada juga peserta SPMB yang begitu merasa beruntung. Timbul, begitu dia dipanggil oleh teman-temannya, mengatakan bahwa dia bisa ikut SPMB ini lantaran mendapat beasiswa dari BMU (Beasiswa Masuk UMPTN). "Saya ikut SPMB ini karena dapat beasiswa BMU. Kalau dapat itu kan formulir pendaftarannya gratis, malah dapat uang saku untuk kebutuhan selama SPMB baik itu kost maupun uang makan." tutur mantan siswa salah satu SMU di Bojonegoro itu dengan polosnya.
Dia jadi punya harapan lagi sejak tahu kalau dia mendapat beasiswa. Pasalnya, kalau nanti dia bisa lulus SPMB maka dia tidak perlu membayar SPP selama 1 tahun. "Saya tidak usah membayar SPP selama satu tahun kalau SPMB saya kali ini bisa lulus. Apalagi beasiswa itu bisa diperpanjang kalau saya bisa mempertahankan prestasi. Dari dulu saya ingin kuliah tanpa harus membebani kedua orang tua saya." ungkap pemilik nama lengkap Timbul Lugito, yang berkeingan kuliah di Teknik Kimia ITS.(sept)
Kampus ITS, ITS News — Teknologi pascapanen memiliki peranan penting dalam menjaga mutu hasil panen sebelum dipasarkan. Peduli akan
Kampus ITS, ITS News — Dalam misi memperkenalkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kepada masyarakat umum, setiap tahunnya ITS
Kampus ITS, ITS News — Semakin tingginya kebutuhan listrik rumah tangga menyebabkan perlu adanya inovasi sumber energi terbarukan sebagai
Kampus ITS, ITS News — Kesalahan yang sering terjadi pada optimalisasi sistem mesin menjadi fokus Institut Teknologi Sepuluh Nopember