Menyelenggarakan pameran, merupakan pilihan Teknik Fisika ITS dalam memperingati lima puluh tahunnya yang berbarengan dengan dies natalis ITS ke-43. Pameran yang bertemakan instrumentasi medik ini, dibuka untuk umum sejak kemarin (16/10), bertempat di WTC lantai satu.
Pameran Instrumen Medik (PIM) yang merupakan hasil kerjasama antar jurusan Teknik Fisika (tekfis) di Indonesia ini, sengaja dititikberatkan pada alat-alat kedokteran. "Ini sekaligus sebagai pencarian jati diri Teknik Fisika," terang Wisnu, ketua panitia pameran.
Apa sebab? Karena dalam Seminar Fisika yang lalu, terungkap Teknik Fisika belum mengarah pada satu tujuan yang pasti. "Masih terlalu umum mata kuliahnya," terang Wisnu. Ia menambahkan, kajur Teknik Fisika ITB dalam seminar itu pun merasakan hal yang sama. "Karenanya, pameran ini dapat diibaratkan sebagai arah tujuan tekfis ke depan," ujar cowok manis ini.
Ditambahkannya, untuk ke depan, tekfis mempunyai rencana mendirikan jurusan baru mengenai instrumen medis. "Sekarang sedang dijajaki kemungkinan kerjasama dengan jurusan kedokeran untuk merealisasikannya," ungkap Wisnu.
Kembali ke pameran sendiri, peserta pameran kebanyakan berasal dari instansi ataupun institusi berbasis kesehatan. Ada yang dari Fakultas Kedokteran (FK) Unair sampai perusahaan pembuat organ tubuh palsu, Karya Pratama.
Menurut Wisnu, sebenarnya terdapat tigapuluh tujuh stan yang telah terjual untuk pameran. Namun, karena kurangnya persiapan dari peserta, banyak stan yang akhirnya kosong, seperti stan FK Unair. "Sebenarnya, dokternya tadi sudah kemari, tapi karena alatnya nggak ada, mereka balik lagi," terangnya ini.
Dari segi pengunjung, PIM mendapat respon yang cukup baik. Itu bisa dilihat dari jumlah pengunjung pameran yang memadati areal pameran. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa. "Kita pengen tahu, kaya apa sih alat medik buatan anak teknik," terang Rena, mahasiswa ITS, ketika ditanya alasan melihat pameran. "Ternyata bagus-bagus juga," tambah cewek berjilbab ini seraya mengamati alat deteksi jantung buatan mahasiswa Politeknik Negeri Surabaya (PENS) ITS.(rin/li)
Kampus ITS, Opini — Tamu baru telah hadir mengetuk setiap pintu rumah, ialah 2025. Seluruh dunia menyambutnya dengan penuh
Kampus ITS, Opini — Pemerintah berencana menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sebelas persen menjadi 12 persen mulai
Kampus ITS, ITS News — Metode pengusiran hama konvensional menggunakan kaleng tidak lagi relevan dan optimal. Merespons permasalahan tersebut,
Kampus ITS, ITS News — Panel surya yang umumnya diletakkan di bagian atap bangunan menyebabkan posisinya sulit dijangkau untuk dibersihkan.