ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Soal Mahasiswa ITS yang Salah tangkap Pimpinan ITS Berterimakasih Kepada Kepolisian

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Setelah mendengar dan membaca berita tentang seorang mahasiswa ITS yang menjadi korban salah tangkap dan dianiyaya petugas, kami langsung menghubungi Pak Kapolwiltabes dan meminta penjelasan," kata Rektor ITS, Dr Mohammad. Nuh DEA.

Saat itu, kata Nuh menambahkan, awalnya ia memang tidak semata-mata ingin membicarakan kasus yang menimpa mahasiswa ITS, tapi Kapolwiltabes kemudian mengajak ke arah pembicaraan soal anak buahnya yang melakukan kesalahan penangkapan.

Pembantu Rektor III ITS, Dr Ir. Ahmad Jazidie M.Eng menambahkan, sesaat pihaknya mendengar kasus yang menimpa mahasiswanya, ia langsung berkordinasi ke dalam menghubungi ketua jurusan mengenai kebenaran akan data dari mahasiswa tersebut. "Kami menemukan, mahasiswa yang menjadi korban penganiyayaan itu adalah mahasiswa Program Pendidikan Satu Tahun di PKTI. Kami pun membicarakan kemungkinan-kemungkinan untuk memberikan pendampingan atau advokasi kepada mahasiswa tersebut," kata Jazidie.

Tapi, katanya menambahkan, setelah ia mendengar polisi yang melakukan kesalahan tersebut telah diberikan sanksi atas perbuatannya itu, maka ITS sebagai lembaga mengucapkan terima kasih atas kesigapan penanganan kasus ini. "Langkah yang dilakukan Kapolda cukup responsif, ini menunjukkan kerja polisi memang sudah sangat profesional, sehingga kemungkinan-kemungkinan terburuk yang kami bayangkan tidak akan terjadi," katanya.

Menurut Jazidie, awalnya ia khawatir dalam situasi menjelang Pemilu ini, persoalan-persoalan kecil yang menyangkut mahasiswa bisa saja dibebas-besarkan, apalagi itu menyangkut kesalahan aparat. "Tapi apa yang dilakukan Kaploda dengan menahan anggotanya yang melakukan kesalahan itu, saya rasa sudah benar, dan ITS berjanji untuk memberikan nasihat kepada mahasiswa yang bersangkutan," katanya.

Pemberian nasihat kepada mahasiswa itu, katanya menambahkan, menjadi tanggungjawab ITS sebagai orang tua. Bentuknya? "Agar mahasiswa bisa menempatkan diri didalam lingkungan masyarakat secara benar. Saya yakin jika mahasiswa itu keluar dari masjid pada pukul 03.00 misalnya, maka kecurigaan aparat juga tidak muncul, tapi karena keluar dari rumah billiard, maka kecurigaan muncul dan akibatnya terjadi korban salah tangkap," kata Jazidie, yang mantan ketua Jurusan Teknik Elektro ini. (Humas – ITS, 21 Januari 2004)

Berita Terkait