ITS News

Sabtu, 09 November 2024
15 Maret 2005, 12:03

SESAJEN UNTUK KESELAMATAN

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pesona alam yang begitu memukau jutaan orang dari berbagai belahan bumi ini tidak pernah ada habisnya menjadi bahan pembicaraan umum. Itulah Bali, salah satu aset negara kita yang menyimpan segudang kebudayaan, setumpuk kekayaan alam yang bisa dinikmati lewat mata dan masih banyak lagi misteri yang belum terungkap, selalu menyisakan tanya di hati tiap orang.Tak heran jika Bali satu-satunya pulau di Indonesia yang terkenal sampai ke mancanegara.

Sebegitu besarnya aset yang dimiliki Bali menyebabkan pulau itu menjadi incaran banyak orang untuk dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan suatu kegiatan, tak terkecuali Indonesia Challenge yang mengambil lokasi di Taman Sari, Benoa. "Daerah ini seringkali dipakai acara lomba-lomba seperti kali ini," aku salah satu penduduk yang tidak mau menyebutkan identitasnya.

Sesuai adat kebiasaan masyarakat setempat, tiap ada even yang melibatkan lokasi pantai daerah itu selalu diadakan upacara pemberian sesajen kepada "penguasa" pantai yang disertai pelarungan sesajen berisi kalkun dan beberapa jajanan pasar ke pantai itu. Hal itu semata bertujuan untuk meminta keselamatan seluruh pihak yang terlibat selama even itu berlangsung.

Menurut pengakuan salah seorang warga setempat, pantai ini dulu pernah memakan dua korban sekaligus dalam suatu lomba dayung beberapa tahun lalu. Kejadian ini dipercaya oleh penduduk sebagai suatu kelalaian karena tidak mengadakan upacara sesajenan tersebut.

Tidak hanya itu, sesajen tetap digunakan tiap hari dalam rangka sembahyang. "Kami melakukan itu sebanyak tiga kali sehari,tiap pagi,siang dan sore," jelas Widi, penduduk setempat.

Sesajen ditaruh pada tempat yang biasa disebut "danang" oleh mereka dan isinya bisa bermacam-macam,semisal bunga, sayur-sayuran, irisan daun pandan yang dibakar, ketan putih ataupun jajanan pasar. Isi sesajen terserah mereka, tergantung apa yang dipunya saat itu. Selain ibadah tiap harinya, momen-momen sakral seperti hari Raya Nyepi, Galungan, Kuningan masih memakai ritual tersebut.

Disamping untuk ritual rutin diatas, sesajen juga ditaruh pada beberapa tempat. Ada yang ditempatkan di meja dagangan, di depan stan toko, di atas drum yang tergeletak di pinggir jalan bahkan ada pula yang diletakkan begitu saja di tanah.

"Kalau yang ada di atas drum boleh diambil,biasanya dimakan anak-anak.Justru yang berserakan di tanah itu yang nggak boleh dimakan," papar Adek, penjual stan minuman.(d1ti/rom)

Berita Terkait