Bahan konstruksi yang dimaksud dapat berupa aspal, paving, bata, bahkan konektor-konektor semisal baut. Menurut Sigit Tri Wicaksono SSi MSi PhD produk yang dihasilkan dari penelitian ini memiliki kekuatan yang menyerupai bahan konstruksi pada umumnya meskipun mengandung plastik.
Adapun bahan-bahan konstruksi tersebut terbuat dari pencampuran antara plastik dan pasir. Jenis plastik yang digunakan tergantung dari produk yang akan dibuat. "Polimer juga punya kekuatan berbeda-beda. Untuk paving misalnya, bisa menggunakan daur ulang plastik kresek. Namun untuk dinding rumah harus menggunakan jenis polimer lain," terangnya.
Plastik yang telah dipilih akan dicacah terlebih dahulu sebelum dilelehkan dalam sebuah wadah. Sembari menunggu plastik meleleh, pasir dimasukkan sebagai perekatnya. Komposisi antara pasir dan tanah bekisar 50:50. Setelah bahan-bahan tersebut diaduk, selanjutnya dicetak sesuai dengan bentuk dan ukuran yang telah ditetapkan.
Namun, lanjut Sigit, bahan-bahan konstruksi yang dibuat harus memenuhi standar terlebih dahulu agar layak digunakan. "Setidaknya bisa memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) terlebih dahulu baru bisa digunakan," ujarnya. Sejauh ini hanya paving yang telah memenuhi SNI dari segi daya tekan dan daya serap air.
Sigit pun mengatakan timnya terus mencoba melakukan penelitian agar produk lain juga turut bisa memenuhi standar dan bisa diproduksi massal. "Mungkin kedepannya kita bisa membangun rumah dengan bahan keseluruhan dari plastik," harapnya.
Selain itu ia juga berharap, kedepannya bahan kontruksi yang dihasilkan bisa dibuat dengan menggunakan plastik seratus persen. Namun untuk mencapai tahap ini dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
"Kedepannya kita ingin menghilangkan semen dan pasir untuk membuat bahan kontruksi, jadi agregat halus, perekat, semuanya dari plastik, sehingga kita bisa mengurangi limbah plastik secara signifikan," terang dosen Departemen Teknik Material ITS tersebut. (mik/owi)
Kampus ITS, ITS News — Rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan memicu masalah seperti eksploitasi berlebihan dan kurangnya perhatian
Surabaya, ITS News — Terus menunjukkan dukungannya terhadap perkembangan perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) sekaligus menjadi bagian dari persiapan
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya bencana alam yang terjadi di sejumlah belahan dunia termasuk di Indonesia, akhir-akhir ini, perlu
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga aktif mendukung