ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
15 Maret 2005, 12:03

Dua Sahabat Kental, Sama-sama Dapat Predikat Cumlaude

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Saking dekatnya, mereka berdua nyaris bekerja di tempat yang sama, PT Matshushita Kotobuki Electrical Pheriperol Indonesia yang berkedudukan di Batam. Tapi karena Nurul tidak diizinkan oleh kedua orangtuanya, kesempatan memenuhi panggilan kerja sebelum diwisuda itu pun ditolak. Nurul pun harus rela berpisah dengan Anny, sahabat dekatnya.

"Dalam tes tulis maupun wawancara saya sudah dinyatakan diterima bersama Anny, tapi karena saya tidak diizinkan orang tua bekerja di Batam, akhirnya hanya Anny yang berangkat," kata Nurul, Jumat (10/9) siang. Bagi Nurul maupun Anny, yang diwisuda pada Sabtu, 11 September 2004, perpisahannya itu tidak menyebabkan mereka bakal kehilangan kontak. Selain mereka punya hobi sama berinternet, persahabatannya sejak empat tahun lalu itu juga sulit untuk dilupakan begitu saja. "Saat saya menjadi asisten dosen di laboratorium, Anny pun ikut dan ternyata diterima," kata Nurul yang sejak semester V aktif membimbing adik kelasnya di Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja di fakultasnya.

"Kami punya hobi yang hampir sama, sehingga dimana ada saya di situ ada Nurul, atau sebaliknya dimana ada Nurul di situ ada saya. Cuma bedanya Nurul punya IPK lebih tinggi dibanding saya. Saya hanya 3,54 sedang Nurul 3,66," kata Anny menambahkan.
Bagi Anny, ia bersyukur tidak perlu bersusah payah mencari pekerjaan yang memang bagi sebagian orang atau lulusan sarjana sekali pun, untuk mendapatkannya. "Awalnya saya mencoba mengajukan lamaran setelah menyelesaikan tugas akhir, dan ternyata saya dipanggil untuk mengikuti tes dan diterima.

Selasa, setelah diwisuda saya sudah disiapkan tiket untuk berangkat ke Batam dengan imbalan gaji di atas Rp 2 juta," kata putri kedua Haryadi, karyawan PT Semen Gresik ini. Bagaimana tanggapan kedua orangtua? "Saya diminta untuk berhati-hati dan pandai menjaga diri," kata Anny yang punya hobi berorganisasi ini.

Lain lagi dengan sahabatnya, Nurul. Selain IPK-nya 3,66, putri pasangan Abdul Chamid dengan Nurijati ini juga tercatat sebagai lulusan program S1 yang memiliki nilai TOEFL tertinggi, 610. "Saya memang suka dengan bahasa Inggris, karena itu saya mulai belajar sejak kecil. Orang tua saya yang mendatangkan guru ke rumah. Bahasa Inggris adalah modal lain yang memang harus dimiliki seorang sarjana selain ilmu yang digelutinya," kata alumnus SMA Negeri 5 Surabaya ini.

Bagaimana kiat belajar dua sahabat ini? "Saat belajar kami sama-sama saling berbagi informasi dari apa yang kami peroleh saat mencari tambahan ilmu melalui internet. Tapi jangan harap jika ujian tiba kami bertegur sapa untuk memberikan contekan. Ini yang kami pegang sejak awal persahabatan dulu," kata Nurul.

Hal sama juga diakui Anny, kesibukannya berorganisasi telah mengantarkan dirinya memiliki banyak teman, dan melalui teman itulah dirinya juga sering menerima bahan-bahan kuliah lain selain yang diperoleh dari sang dosen. "Kalau kita hanya mengandalkan ilmu yang diberikan dosen rasanya akan jauh tertinggal. Karena itu saya selalu mencari tambahan melalui internet," kata Anny yang pernah menduduk jabatan sebagai Humas pada Badan Eksekutif Mahasiswa ini. (Humas/bch)

Berita Terkait