Di kampusnya, Jurusan Teknik Kelautan, ia biasa dipanggil Dira. Bernama lengkap Dhirayanti Bungawardani. Seperti wanita pada umumnya, Dira terlihat lugu. Tapi jangan salah, dibalik itu dia adalah sosok yang periang dan ceria dimanapun berada. Orang yang belum pernah kenal, ketika pertama kali bertemu bisa dipastikan akan merasa telah mengenalnya sejak lama.
Pendidikan mulai SD hingga SMU dienyamnya di kota Batagor, Bandung, Jawa Barat. Di SD Merdeka V, SMPN 2, serta SMUN 2 Bandung dan lulus pada 2002. Kemudian pada tahun yang sama lulus SPMB pada pilihan pertama, Teknik Kelautan ITS. “Sebenarnya dulu belum banyak tahu tentang kelautan, alasan utama adalah ingin kuliah diluar Bandung,” ujar mahasiswi kelahiran Bekasi, 11 Nopember 1984 ini sambil tersenyum simpul.
Dhira kini tinggal Mulyosari Utara I/4. Di rumah kontrakan itu dia tinggal bersama Miranti, mahasiswa Statistik 2001. Orangtuanya, Edi Djatmiko dan Rani Sri Mukti tinggal di Sariasih II/1 Komplek PLN Sarijadi, Bandung.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini sempat menjabat staf Humas Himatekla dan Sekretaris Umum AWJ (Association of West Java Student) hingga 2005 kemarin. Penyuka Sea foods, Chinese foods, dan Lemon Tea ini mengaku suka membaca, traveling, dan chatting. Buku favoritnya adalah Sejarah Tuhan dan Muhammad Sang Pembebas. Untuk traveling, dia mengaku senang jalan-jalan keluar kota, pantai, namun tidak suka untuk naik gunung. Sedang untuk chatting, ia bisa menghabiskan minimal tiga jam tiap minggunya.
Dan tahun ini, Dhira siap melangkah bersama lima calon lain dalam Pemira 2006. Visi dan misinya pun telah berulang kali ditegaskannya dalam kampanye. Dalam visinya, penghobi filateli saat kecil ini ingin membangun kembali orawama ITS yang independen, ramah, dan tebuka demi mewujudkan kehidupan organisasi yang dinamis, berperan aktif dalam masyarakat dan berwawasan ilmiah.
Dan lima buah misi yang mendampingi visi itu antar lain membangun kesadaran akan pentingnya independensi mahasiswa; mengambil peran aktif dalam aktifitas sosial masyarakat; meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara HMJ, BEM fakultas, LMB, LSM, dan seluruh stakeholder kampus demi mewujudkan kehidupan berorganisasi yang dinamis; menjadikan BEM ITS sebagai organisasi yang ramah dan terbuka bagi semua golongan; serta meningkatkan budaya ilmiah keluarga mahasiswa ITS untuk mendukung berjalannya aktifitas akademis kampus.
"Memang ITS satu warna, tapi dari situ menimbulkan situasi dimana BEM ITS hanya didominasi oleh golongan tertentu," terang mahasiswi yang pernah umroh saat semester empat ini. Dira menambahkan, BEM ITS nantinya akan dibuka untuk semua golongan.(ech/ftr)
Kabupaten Kediri, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melahirkan inovasinya untuk masyarakat. Hal ini dibuktikan oleh
Kampus ITS, ITS News — Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran besar dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Kampus ITS, ITS News – Tingginya tingkat stunting di Indonesia masih menjadi permasalahan serius yang perlu segera ditangani. Menyadari
Kampus ITS, ITS News — Adanya keterbatasan fisik pasca kecelakaan mengharuskan Muhammad Noer Yusuf Joko Samodro menggunakan kursi roda