ITS News

Minggu, 29 September 2024
13 September 2006, 16:09

Anis, Raih IPK Tertinggi 3,96

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Anis Rosyidah, demikian nama lengkapnya, merupakan salah satu wisudawan berpredikat cumlaude pada wisuda ITS ke-93. Bahkan ia menjadi yang tertinggi dengan IPK 3,96. IPK yang nyaris sempurna ini hanya menyisakan satu matakuliah dengan nilai selain A. Semasa kuliah, perempuan kelahiran Pati 18 Maret 1973 juga tidak pernah memiliki catatan mengulang mata kuliah. Seluruhnya berhasil ia raih dengan nilai sempurna kecuali satu, yaitu nilai AB pada matakuliah metode elemen hingga.

"Waktu itu materinya sih enak dan gak ada masalah, cuma kebetulan waktu ujiannya dalam bentuk studi kasus dan waktunya sangat kurang, jadi ujiannya kurang maksimal gitu," tutur Anis.

Tak banyak yang beliau lakukan dalam meraih predikat IPK sangat memuaskan ini. Layaknya mahasiswa pada umumnya, ia menjalani rutinitas seperti biasa dan tak lupa meluangkan waktu untuk refreshing setiap harinya. Namun, ia mengaku mampu mengatur jadwal sehari-hari seefektif mungkin.

Tentu kewajiban belajar dan mengikuti kuliah tak pernah luput dari jadwal hariannya. "Sebenarnya gak ada yang spesial dalam menempuh IPK segitu. Ya seperti kebanyakan mahasiswa, waktunya main ya main, kuliah ya kuliah. Tapi yang pasti kudu fokus dan serius aja, terutama ketika di kelas," kata anak pertama dari empat bersaudara ini.

Selain itu ia juga membiasakan diri berkunjung ke perpustakaan guna mencari referensi dalam menunjang kuliah. Sedikitnya satu kali dalam seminggu ia rutin melakukannya. Hal ini biasa ia lakukan karena memang hobi yang dimilikinya adalah membaca.Ia pun mengaku betah menghabiskan harinya dengan membaca.

Hobi membaca juga terbukti dengan koleksi bukunya yang mencapai ribuan katalog. Tak hanya bidang teknik, namun dari segala bidang seperti sastra, politik, ekonomi hingga filsafat. Hobi membaca ini telah muncul sejak bangku sekolah. Terlebih saat ia telah memiliki pendapatan pribadi, tiap bulan ia pun menganggarkan 300 Ribu untuk menambah koleksinya.

Satu hal yang juga membuat putri pasangan Syahid dan Sholihah tampak berbeda dengan mahasiswa lainnya adalah keinginannya untuk terus belajar. "Kebanyakan mahasiswa seusai menyelesaikan kuliah selalu ingin segera mendapatkan pekerjaan, entah di suatu perusahaan maupun menjadi seorang wirausaha. Keinginan saya dalam menuntut ilmu sungguh tinggi dan serasa nggak ada habisnya," tuturnya. Hingga bila dihadapkan pada dua pilihan antara kuliah dan kerja, ia mengaku lebih memilih kuliah lagi.

Kerja, menurut Anis, cenderung berorientasi untuk materi dan bersifat pribadi. Berbeda dengan kuliah yang dianggapnya lebih mulia karena dapat meningkatkan derajat seseorang. Untuk itulah ia ingin mendedikasikan dirinya dalam dunia pendidikan sebagai pengajar.

"Kuliah ini menjadikan saya sangat enjoy dan nyaman sekali. Kalau saya boleh memilih antara kerja dengan kuliah, tentu saya akan memilih kuliah lagi. Tapi perlu diingat kuliahnya bukan dari biaya sendiri tapi kalo bisa dari sponsor aja, soalnya berat banget duitnya," katanya.

Mahasiswi yang memiliki motto hidup be your self ini tak hanya tercatat sebagai mahasiswa S2 Teknik Sipil ITS bidang keahlian struktur, ia juga terdaftar sebagai staf pengajar di Politeknik Negeri Jakarta jurusan teknik sipil. Agar tidak mengganggu aktifitasnya sebagai mahasiswa, ia putuskan untuk cuti sementara.

Ditanya masalah rencana seusai wisuda, perempuan yang memiliki hobi travelling ini ingin kembali mengajar di instansi yang telah membiayai studinya di ITS, yakni Politeknik Negeri Jakarta. "Rencana kembali ke Jakarta, mungkin ngajar sebentar sambil jalan ingin cari-cari sponsor lagi buat lanjut S3, di eropa pengennya," tutur mahasiswi yang memilki judul tesis Peningkatan Daktilitas Beton Bertulang Menggunakan CFRP (Carbon Fiber Reinforced Polymer) ini.(han/ftr)

Berita Terkait