ITS News

Minggu, 29 September 2024
24 November 2006, 15:11

Jadikan Penelitian bukan untuk Kredit Kepegawaian

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tri Dharma perguruan tinggi lah yang menjadi alasan kenapa penelitian begitu gemar dilakukan Totok. Pria kelahiran Jember, 2 Juli 1971 ini mengatakan bahwa penelitian merupakan tugasnya sebagai civitas akademik selain pendidikan dan pengabdian masyarakat.

"Ada kepuasan melakukannya. Itu bagian dari mencintai pekerjaan, dan bukannya untuk mencapai kredit," ungkapnya. Penelitian baginya juga merupakan hal yang menyenangkan. Karena semakin diteliti, ungkapnya, ilmu tersebut mengajarkannya untuk semakin mengagungi ciptaan Tuhan.

Saat ditanya apa motivasi alumnus Teknik Fisika ITS tahun 1995 ini ikut serta dalam kompetisi yang digelar LPPM, ia menjawab dirinya ingin menjadi peneliti yang produktif. Kuantitas dan kualitas profesor di Indonesia juga menjadi keprihatinannya. "Profesor di Indonesia jumlahnya sedikit. Dari segi kualitas juga jarang yang membuat karya internasional, penelitian juga terkadang jarang sempat lagi, karena beban dan kesibukan yang lain di universitas," ungkapnya.

Sosok Bapak dan istri yang juga peneliti, memberikan banyak pengaruh dalam penelitian Totok. Beberapa profesor di ITS dan di luar negeri juga selalu memberikan aspirasi dan kerjasama yang sinergi dalam meneliti. Dosen instrumentasi dan kontrol proses ini tercatat telah melakukan puluhan riset.  Dan menginginkan penelitian seakan-akan menjadi wisata riset, begitu ia menyebutnya.

Penelitian yang baru saja dirampungkannya adalah Optimasi pada Instrumentasi dan Proses Kontrol untuk Penghematan Energi dan Safety. Sedangkan yang kini tengah dikerjakannya adalah Optimasi Operasional dan Perawatan untuk Mengatasi Fouling pada Heat Exchanger Network yang sekaligus menjadi topik desertasinya. Jurnal nasional dan internasional pun kerap ditulisnya,tidak kurang 20 jurnal nasional dan internasional telah ditulisnya. Berikut keikutsertaannya dalam 36 seminar nasional dan internasional

"Penelitian yang saya lakukan memang di bidang instrumentasi dan kontrol di industri tentu saja. Tujuan peneltian tersebut adalah untuk safety, menghemat biaya, meningkatkan performansi, ramah lingkungan, hemat energi, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku," paparnya.

Teknologi yang digunakan pun cenderung memodifikasi software seperti soft sensor, strategi kontrol dan algoritma optimasi untuk proses dan kontrol, dan bukannya hardware. "Sehingga hemat dana, tak perlu menambah peralatan dan merombak besar-besaran," kata penggemar rokok arab-Sisha ini.

Selain menjadi objek penelitian, Totok mengaku kontrol telah mengajarkannya filosofi pengendalian baik dalam keluarga maupun organisasi. "Bagaiman saat kita mengendalikan sebagai pemimpin maupun sebagai anggota yang menjadi aktuator," terang dosen berkacamata ini

Disadari Totok, bahwa menjadi peneliti di Indonesia memilkiki banyak kendala, terutama dalam hal dana. Namun hal tersebut tentunya bukan malah mematikan karya. "Kekurangan itu seharusnya dijadikan penyemangat untuk maju. Tak perlu muluk-muluk, semua dimulai dari diri sendiri," pungkasnya.(ftr/rif)

Berita Terkait