ITS News

Minggu, 29 September 2024
27 Desember 2006, 15:12

SKK ITS, Bukan Sekedar Centeng Kampus

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

SKK ITS adalah kelompok personil yang diberikan tugas dan tanggung jawab oleh Pimpinan ITS dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai tentara atau polisi-nya kampus. Tujuannya guna melaksanakan ketertiban, keamanan, dan ketentraman di wilayah ITS dan sekitarnya.

Letnan Kolonel Bambang Nurcahyo Soewarno SE mengatakan bahwa sebagai polisi kampus, sudah sewajibnya SKK menegakkan peraturan yang telah dibuat untuk menjadi penegak hukum di ITS. “Jika skalanya sudah besar aau melibatkan oknum eksternal kampus, polisi pasti kami libatkan,” tambah Bambang.

Saat ini, SKK ITS memiliki sekitar 76 personil yang siap mengamankan ITS. Selain itu, terdapat 10 pos jaga yang biasa kita lihat sebagai tempat mangkal-nya para personil SKK. Diharapkan dengan pos-pos jaga ini, seluruh tempat yang masuk dalam wilayah ITS terjangkau oleh personil sehingga memudahkan penanganan saat terjadi hal-hal yang membutuhkan SKK.

Kendala yang sering dihadapi oleh para SKK ITS ini biasanya berhubungan dengan komunikasi yang kurang terjalin dengan baik antara SKK dan civitas akademika ITS. Seringkali terjadi kesalahpahaman mengenai peraturan yang ada. Bambang berharap agar sosialisasi tentang peraturan atau manfaat pengamanan itu sendiri sampai kepada para civitas akademika. “Karena jika sudah kena batunya, SKK yang selalu disalahkan. Mereka juga setidaknya pro-aktif juga untuk sama-sama mengamankan kampus ini,” ungkap Bambang tegas.

Hal serupa disampaikan oleh Andri, seorang personil SKK. “Contohnya saja soal tempat parkir, ada mahasisiwa yang masih bandel parkir di tempat yang bukan seharusnya. Padahal sudah ada parkir yang resmi dan lebih aman tentunya. Kalau terjadi kehilangan, akhirnya kami yang dikambing-hitamkan,” komentar Andri panjang lebar.

Saat ini, telah digalakkan punishment berupa ban yang digembosi saat parkir sembarangan. Orang terkadang salah paham dan langsung uring-uringan saat mengetahui ban-nya gembos. Menurut Bambang lagi, justru itu merupakan bentuk pengamanan. Di samping sebagai hukuman agar tidak terulang lagi, punishment ini bertujuan agar tidak ada yang membawa sepeda motor yang gembos.

Semenjak perubahan nama menjadi SKK, manajemen menjadi lebih baik. Ini terbukti dari banyak prestasi yang diukir oleh para SKK. Mulai dari penangkapan pelaku pencurian, menangani kecelakaan di sekitar kampus, sampai mengamankan pasangan pacaran yang kerap meresahkan kampus. “Sampai saat ini kami tetap melakukan sweping pada malam hari mencari pasangan-pasangan yang dapat memberikan citra buruk kampus kita. Dan perlu diingat intelejen kami pun selalu berkeliaran di kampus ini,” kata Bambang memperingatkan. (m6/th@)

Berita Terkait