ITS News

Minggu, 29 September 2024
25 Januari 2007, 14:01

Permadani Bercorak Islami Laku di Hari Pertama

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tak sulit menemukan Nazra Devi, salah satu pembuat permadani berjudul La Ghaaliba Ilallah. Mahasiswi berjilbab ini dengan gamblang menceritakan proses pembuatan permadani yang dikerjakannya bersama Adisty Nindya dan Nilus Fatmarini. Awalnya, mereka mengaku sulit menentukan corak yang cocok untuk menghiasi permadani rancangannya.

Ide memakai ornamen kaligrafi Islami tercetus dari Nazra. Mahasiswi jurusan Teknik Arsitektur angkatan 2006 ini berharap, nantinya permadani itu dapat menjadi penghias dinding keluarga muslim. “Selain itu, inginnya karya kami mampu mengingatkan pemiliknya kepada Allah SubhanahuWata’ala,” komentar Nazra. Mantap dengan pilihan itu, dirinya bersama kedua rekannya segera mencari tulisan kaligrafi yang cocok untuk ditenun.

Akhirnya, mereka menemukan corak kaligrafi yang bertuliskan La Ghaaliba Ilallah yang berarti tiada sesuatu yang menandingi kebesaran Allah. Tak disangka, karya mereka yang berwarna hitam emas dan terkesan minimalis inilah yang mampu menarik Kajur Arsitektur, Bambang Soemardiono, sebagai pembeli pertama kali. “Tentu saja kami senang, apalagi yang membeli Kajur kami sendiri,” tutur Nazra gembira.

Sementara itu, Nindya, rekannya pun ikut bercerita selama pembuatan. Nindya mengatakan, kerapkali rasa putus asa datang. ”Apalagi pas menenun di daerah lipatan yang tersembunyi,” ungkapnya. Tak hanya itu, imbuh Nindya, kesulitan pun dihadapi karena harus memasukkan benang yang beribu jumlahnya ini dengan satu per satu. Hasil akhirnya indah memang, buah ketekunan mereka berwujud kaligrafi dengan luas satu meter persegi. Di tengahnya, tulisan La Ghaaliba Ilallah berwarna emas didasari kain hitam bergradasi. Di samping karyanya tergerai rumbai-rumbai yang berfungsi sebagai frame.

Nindya pun mengaku puas dengan karyanya, apalagi setelah mendapat apresiasi yang luar biasa. “Sampai siang ini sudah ada orang yang memesan karya kami satu lagi,” ujarnya bangga. Sementara, biaya yang dihabiskan untuk membuat tenunan permadani ini hanya sebesar 300 ribu rupiah. Jumlah ini tentu tidak besar jika dibandingkan harga jualnya yang mencapai 700 ribu rupiah. Apalagi, setelah dipasang tulisan ‘sold‘ dengan huruf kapital di bawah karya mereka, membuat semakin bangga ketiga mahasiswi ini. (ap/th@)

Berita Terkait