ITS News

Sabtu, 28 September 2024
05 Februari 2008, 14:02

Loyalitas Tinggi dari Sang Juru Parkir

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Jumat (4/1) juru parkir yang telah berkerja dua puluh tahun lebih di ITS ini terkaget-kaget setelah mendapatkan kabar dirinya mendapatkan penghargaan yang rutin diselenggarkan tiap tutup tahun oleh UPT Perpustakaan ini. Selama dirinya mengabdi sebagai juru parkir bapak dua anak ini mengakui belum pernah mendapatkan penghargaan yang menghargai jerih payahnya.Apa gerangan yang prestasi yang diraih beliau?Mungkin pertanyaan itu yang ada dibenak kita semua.

Prestasi membanggakan yang patut menjadi teladan bagi semua kalangan di ITS. Prestasi Beliau tidak pernah absen kerja selama satu tahun periode kerja di Perpustakaan dengan isi buku absen nol besar merupakan hal yang sulit dicapai oleh karyawan lain di ITS, terutama di UPT Perpustakaan, karena prestasinya itulah Pak Tasfirin mendapatkan Penghargaan sebagai pegawai terajin, meskipun beliau baru satu setengah tahun bekerja di UPT Perpustakkan, yang sebelumnya bekerja di parkiran KPA ITS. Bahkan sebelum dipindah tugaskan dari parkiran KPA (Kantor Pusat Administrasi) ITS ke parkiran Perpustakaan, Bapak yang merantau dari Rembang ke Surabaya tahun  1977 ini mengakui selama dua puluh tahun kerja di parkiran KPA hanya absen satu hari, itu pun dikarenakan beliau kerepotan membangun rumahnya yang juga dijadikan kost-kostan ini.

”Saya memang gitu kalau dah kerja, saya selalu mengutamakan kerjaan dari pada urusan saya sendiri” ujar bapak yang lahir lima Juni 1959. Jangankan untuk bolos kerja,mengambil cuti pun beliau belum pernah. Motivasi yang membuat beliau sangat rajin dan tekun dalam menjalankan profesinya tidak lain dikarenakan dirinya sangat menjujung tinggi profesinya, walaupun sekedar bekerja menjadi juru parkir. Berbagai kondisi cuaca yang menghadang,tidak pernah dihiraukan beliau mau hujan ataupun panas terik kota Surabaya.

Usaha beliau yang tekun membuat suami dari Ibu Paijem ini mampu menyekolahkan kedua anaknya yakni Haryono dan Mariana, sampai ke jenjang bangku perkuliahan. Hal yang cukup fantatis bagi seorang yang bekerja sebagai juru parkir. Disaat teman – teman seprofesinya kesusahan buat menyekolahkan anaknya, beliau mampu mengkuliahkan anaknya. Bahkan rencananya beliau mengkuliahkan anak perempuannya Mariana ke Jurusan Planologi ITS ini semakin keras untuk bekerja. Beliau mengambil jam lebur guna mendapatkan uang tambahan, yang tentunya juga dibantu sang istri.

Beliau merasa sangat mengerti betapa penting pendidikan terutama bagi kedua anaknya, dan tentunya bagi dirinya sendiri. Hal ini beliau dapatkan setelah pengalaman bekerja dari dosen ITS Prof Ir soegiono yang juga merupakan mantan Rektor ITS dan Ir Asjahar Imron, MSc, MSE, PED mantan Dekan FTK ITS (Fakultas Teknologi Kelautan). Dari dua mantan petinggi ITS itulah beliau menjadi sadar betul bahwa tidak ada artinya kalau dirinya hidup tanpa tau baca tulis.

Prestasi yang tentunya membuat Pak Tasrifin sangat bangga ini berbeda seratus delapan puluh derajat dengan apa yang kita lakukan, disaat kita mempunyai kesempatan untuk menempuh dunia pendidikan yang tinggi,kita masih saja bisa- bisanya bolos hanya untuk kepentingan diri sendiri yang tidak begitu penting. Begitu juga yang kita lihat dengan perkuliahan kita yang terganggu diakibatkan dosen yang bolos ngajar. Seandainya kita semua dapat mencontoh Pak Tasrifin yang sangat loyal dan menjujung tinggi profesionalitas. Kita bisa menempatkan diri berdasarkan fungsi dan tugas – tugas kita masing-masing, baik sebagai dosen,mahasiswa, dan karyawan. Tidak menutup kemungkinaan ITS akan mencetak generasi peubahan buat bangsa ini.Kita semua berharap muncul Pak Tasfirin baru lainnya di segala sektor kampus ITS. (Fn)

Berita Terkait