ITS News

Jumat, 27 September 2024
09 Mei 2008, 10:05

Soegiono, Pesan Sang Perintis untuk FTK

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pada 25 tahun lalu, Soegiono tengah menjabat Dekan Fakultas Teknik Perkapalan, sebelum diputuskan menjadi Fakultas Teknologi Kelautan. Pada saat inilah Soegiono dan beberapa tokoh lainnya seperti Fathur Murthado dan Made Santoso berusaha mewujudkan FTK dengan beberapa jurusan didalamnya. Tak terasa, kini FTK telah menginjak usia ke 25.

Pengabdian Soegiono sendiri sudah jauh sebelum FTK ada. Saat dirinya masih duduk di bangku kuliah pada tahun ketiga, Soegiono sudah dipercaya untuk menjadi asisten dosen, tepatnya tahun 1964. Hal ini menandakan, Soegiono telah banyak makan asam garam setelah 44 tahun masa baktinya.

Kisahnya dimulai saat Soegiono dan ketiga temannya yang sama-sama lulusan SMA 5 Surabaya mencoba untuk masuk dalam akademi pilot di Malang. Sayang nasib berkata lain, hanya satu dari mereka berempat yang diterima dan itu bukan Soegiono. Akhirnya pria kelahiran Surabaya ini mendaftar di ITS. “Selain karena belum banyak bidang saat itu, saya juga tertantang karena tidak banyak orang yang memilih Perkapalan,” ungkap Soegiono

Soegiono masuk Teknik Perkapalan tahun 1961. Tahun 1968, pengalamannya pun bertambah saat kerja praktek. Karena itu, setelah lulus Soegiono langsung diminta mengajar. Mulailah perjalanannya sebagai pengajar di ITS. Sudah banyak lulusan yang dihasilkannya dan tidak sedikit yang telah sukses serta menduduki posisi strategis. Inilah salah satu kebanggaannya, melahirkan para SDM yang berkualitas. “Tidak ada yang lebih menyenangkan selain melihat para murid telah menjadi orang,” pungkas Soegiono.

Dalam hal ini, peraih Bintang Jasa Utama RI tahun 1998 ini menyesalkan tindakan para perguruan tinggi sekarang yang lebih mengutamakan mereka yang mau bayar dalam penerimaan mahasiswa baru. Padahal banyak inputan lainnya yang lebih berkualitas. “Yang masuk bodoh maka yang keluar juga bodoh, ini akan menghancurkan diri kita sendiri karena besarnya ITS itu bukan karena apa-apa selain para SDM-nya,” ujar Kordinator Tim SPMB Regional III ini.

Membahas terkait kelautan lebih lanjut, Soegiono memaparkan seharusnya bidang kelautan Indonesia berkembang pesat. Selama ini seolah pemerintah telah buta melihat besarnya potensi laut yan ada. “Seharusnya hanya dengan ikan kita bisa menghidupi diri, dengan gas dan batubara kita pun tak perlu mengemis utang lagi,” papar Soegiono.

Sekali lagi Soegiono mengatakan bahwa semuanya bergantung pada orang-orangnya. Bergantung pada kualitas SDM yang ada nantinya.

Pria yang November lalu genap berusia 64 tahun ini pun sempat menanggapi fenomena laut Indonesia saat ini, salah satunya banyak kecelakaaan kapal terjadi dimana-mana. Soegiono mengatakan banyak penyebab yang mungkin dari beberapa peristiwa belakangan. Namun yang pasti semuanya berawal dari darat. Persiapan yang tidak sesuai standar, pengawasan yang lemah, serta kelalaian orang-perorang. “Di sini lah dibutuhkan integritas orang-orang yang menangani kapal tersebut,” uajrnya. (mtb/rif).

Berita Terkait