ITS News

Jumat, 27 September 2024
23 Juli 2008, 18:07

ITS Kukuhkan Gubes Ilmu Optika Terpadu Pertama

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kedua gubes baru ini sama-sama berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), meski dari bidang ilmu yang berbeda. Prof Agus Rubiyanto atau yang biasa disapa Rubi merupakan guru besar dalam bidang Ilmu Optika Terpadu dan Optoelektronika yang pertama di ITS, bahkan kemungkinan besar juga pertama di Indonesia.

Dalam orasi ilmiahnya, Rubi mengambil judul Pengembangan Nano Fotonik Dalam Perspektif Akademik dan Inovasi Teknologi. Teknologi fotonika sendiri merupakan interaksi antara cahaya dengan materi. Teknologi fotonik berperan sangat vital bagi pengembangan teknologi komunikasi dan informasi, penerangan, manufaktur, life science, dan kesehatan.

Dikatakan ayah dua anak ini, dalam kehidupan sehari-hari tanpa sadar manusia telah memanfaatkan teknologi nanofotonik ini, seperti dalam penggunaan handphone, compact disc (CD), laser, dan lain-lainnya.

Karena itu pula, pria kelahiran Surabaya, 19 Juni 1965 ini mengingatkan juga perlunya masyarakat memahami teknologi tersebut. ”Kalau masyarakat tidak memahami dengan baik, bisa jadi ada penyalahgunaan teknologi tersebut karena ketidaktahuannya dan itu bisa membahayakan,” papar Rubi yang saat ini masih menjabat sebagai Deputi Atase Pendidikan RI di Berlin, Jerman dalam jumpa pers, Selasa (22/7).

Ia mencontohkan penggunaan laser untuk kecantikan kulit. Masih banyak salon-salon kecantikan di Indonesia yang belum menerapkan prosedur yang benar dalam penggunaan laser. ”Ada yang belum menggunakan penutup atau pelindung mata untuk pasien yang akan dilaser maupun untuk petugasnya sendir yang melakukan laser, padahal laser ini bila frekuensinya cukup besar bisa merusak mata,” ungkap suami Halimah Siwihadi ini.

Beberapa inovasi teknologi fotonika yang telah berkembang di masyarakat saat ini antara lain pengembangan lampu LED (light emiting diode) yang hemat energi, laser diode sebagai sumber komunikasi optik denga lalulintas orde terabyte, sumber cahaya UV (ultraviolet) untuk sterilisasi air. Serta laser dengan daya tinggi untuk proses pengelasan dengan presisi yang tinggi, dan quantum optik untuk pengamanan data.

Sementara itu, Prof Mardi Santoso PhD dikukuhkan sebagai gubes dalam bidang Ilmu Kimia Organik. Orasi ilmiah yang akan disampaikannya dalam pengukuhan mengambil judul Arsitektur Molekul Organik: dari Molekul Reseptor Sampai Molekul Bioaktif.

Menurut Pembantu Dekan I FMIPA ini, dengan adanya arsitektur molekul organik ini bisa memungkinkan untuk pembuatan zat-zat baru sesuai dengan kebutuhan yang ada. ”Dulunya molekul organik didefinisikan hanya dijumpai atau berasal dari makhluk hidup,” jelas pria kelahiran Surabaya, 31 Januari 1965 ini.

Tapi dalam perkembangannya, lanjut Mardi, ternyata molekul organik juga bisa disusun atau direkayasa di dalam laboratorium tanpa harus berasal dari makhluk hidup. Sehingga dengan arsitektur tertentu bisa diarahkan untuk pembuatan zat tertentu pula yang dibutuhkan.

Pria lulusan dari University of New South Wales ini juga menerangkan bahwa dari hasil penelitiannya juga dapat dijadikan sebagai obat anti tumor. ”Jika mau diteliti lebih lanjut lagi, 3,3’-diindolil metana dapat dijadikan sebagai kandidat obat anti tumor, akan tetapi itu memerlukan penelitian yang rumit sehingga memerlukan banyak waktu,” jelasnya. (st/jie)

Berita Terkait