ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Prof. Mauridi Heri P : Prospek dan Implementasi Teknologi Soft Computing Pada Rekayasa Medika dan Elektrik"

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Rektor ITS Dr. Muh. Nuh, DEA Sabtu (3/4) pagi ini mengukuhkan jabatan Guru Besar kepada Prof.Dr.Ir. Mauridi Heri P, M.Eng., staf pengajar Jurusan Teknik Elektro ini membidangi dalam ilmu Artifisial Intelligent, Fakultas Teknologi Industri ITS.

Demikian dikatakan dalam orasi ilmiahnya bahwa, ketertarikan Prof. Mauridi meneliti soft computing berlatar belakang dari kemampuan bernalar yang diinterpretasikan dalam intelegensia buatan, ada juga yang menyebut dengan kecerdasan buatan (artifisial intelligence). Menurut pengertiannya, "Artificial Intelligence (AI) ditujukan untuk menciptakan suatu proses komputasi serba bisa, seperti hanya kemampuan otak pada manusia," ujar pria kelahiran Bangkalan 44 tahun lalu ini.

Masih dalam kesempatan itu juga, menurut Prof. Mauridi, kecerdasan buatan telah menjadi disiplin ilmu tersendiri dengan pendekatannya sebagai teknologi komputasi pada ilmu komputer, di bawah naungan bidang ilmu psikologi. "Perkembangan AI tidak dapat terlepas dari perkembangan ilmu-ilmu komputer, psikologi, matematika dan linguistik," sambungnya.

Ia juga memaparkan, "Aplikasi metoda soft computing sudah sedemikian populer di kalangan ilmuwan di bidang ilmu-ilmu yang lain," ujar alumni Osaka City Japan ini. Sehingga prospek dan perkembangan metoda ini berkaitan erat sekali dengan kebutuhan dan implementasi komputasi, dengan pendekatan jaringan saraf tiruan (JST) di dunia medika, logika fuzzy dan genetic algoritma (GA) sebagai aplikasi pada elektrik.

Di samping itu juga, tambah Guru Besar ke-4 dari Teknik Elektro ITS ini, aplikasi soft komputing ini melahirkan smart process yang berfungsi penting dalam proses identifikasi, deteksi dan klasifikasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan medis (clinical decision support system) untuk mendiagnosa dan manajemen pasien yang optimal.

Sementara itu, Dr. Muhammad Nuh, Rektor ITS dalam sambutannya, menyinggung faktor-faktor yang menentukan langkah-langkah ITS go Internasional. "Student Selectivity, dimana ITS akan sangat selektif terhadap menjaga kualitas input mahasiswa dengan pendekatan seleksi akademis," ujarnya.

Kedua, lanjutnya, Faculty Resources, ITS akan mendorong para dosen untuk berkembang sendiri dalam disiplin ilmunya. "Berikutnya Akademic Research, Research Reputation, dan Financial Resources yang menentukan keahlian teknologi bagi dosen sebagai pengajar sekaligus ilmuwam," pungkasnya dalam pengukuhan Guru Besar Ke-37 di ITS ini. (mut/rom)

Berita Terkait