ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Di Kaltim, ITS tawarkan jalur masuk selain SPMB

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

ITS Surabaya menawarkan kerja sama dengan Pemprov Kaltim dan Pemkab/Pemkot se-kaltim berupa program pengembangan SDM. Caranya, ITS memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menuntu ilmu di universitas terkemuka itu.

"Kami menawarkan program Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) kemitraan. Sebab, jika untuk berkuliah di ITS diserahkan pada sistem yang biasa yaitu SPMB maka akan selalu terjadi ketimpangan. Selama ini selalu calon mahasiswa dari Jawa saja yang unggul," kata Rektor ITS Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA Rabu (14/4) usai melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Pemprov Kaltim.

Jalur PMDK kemitraan ini, kata Nuh, dijalankan dengan melihat track record seorang siswa selama duduk di bangku sekolah khususnya di bangku SLTP dan SMA. Track record seorang siswa dapat dilihat dari nilai-nilai rapor mereka. Sebab, setiap orang yang memiliki track record positif meski berasal dari sekolah yang tidak favorit tetap memiliki potensi yang besr. Siswa seperti ini tinggal dipoles sedikit saja maka akan berkembang dengan baik.

"Tes SPMB tidak melihat potensi seperti ini, yang dilihat adalah hasil yang diraih saat menjalani tes atau dikenal dengan nama spot test. Yang sering terjadi ada anak berpotensi baik namun gagal dalam ujian. Kita tidak gunakan spot test tapi track record." tambah Nuh.

Secara fakta, lanjut Nuh, wilayah Indonesia Timur memang agak tertinggal dibanding wilayah Indonesia Barat. Namun, jangan ketertinggalan itu dijadikan sebagai alasan. Sehingga yang harus dilakukan adalah langkah-langkah nyata untuk mengebangkan potensi SDM. Salah satunya adalah dengan kebijakan PMDK Kemitraan. Selain program PMDK Kemitraan, ITS juga menawarkan program penguatan sekolah khususnya bidang manajerial dan akademik.

Program PMDK Kemitraan ini, tandas Nuh, berbeda dengan sistem PMDK yang sudah dikenal luas. Perbedaannya adalah program ini terbuka untuk semua jurusan yang ada di ITS. Selain itu, mahasiswa hasil program ini akan disatukan dengan mahasiswa reguler lain dengan hak dan kewajiban yang sama.

ITS tidak akan memberlakukan kuota untuk jumlah mahasiswa yang akan direkrut melalui program ini. Jika sudah terjebak dalam sistem kuota maka akan muncul persoalan dalam hal kualitas mahasiswa. Sebab belum tentu anak-anak berpotensi besar tertarik masuk ITS. Sehingga ITS tetap mengandalkan kualitas calon mahasiswanya.

Tujuan utama dari program ini, kata Nuh, disebabkan pertumbuhan dan perkembangan saaat ini membutuhkan SDM yang cukup banyak. Sehingga tidak dapat mengandalkan SDm dari pulau Jawa saja. Sebab jika hanya mengandalkan Pulau Jawa akan akan terjadi jurang pemisah. Dengan adanya program ini maka SDM luar jawa juga dapat berkembang.

"Pada dasarnya tingkat pendidikan di Kaltim dibandingkan Jawa relatif lebih rendah. Indikatornya dari jumlah lulusan sekolah dasar, dan jumlah penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi ternama. Contohnya, mahasiswa Kaltim di ITS hanya 21 orang sedangkan Jawa Timur mencapai 1.200 orang, " tandasa Nuh.

Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Nursyiwan Ismail mengatakan program ini murni ditawarkan oleh ITS pada Pemprov Kaltim. Selanjutnya, Pemprov akan memfasilitasi kabupaten/kota yang berminat melakukan kerja sama langsung dengan ITS. Program ini, kata Nursyiwan, dapat disenergikan dengan program-program pemerintah seperti bea siswa.

"Sebab, sumber daya alam kita sangat kaya dan kita harus mulai dengan pengembangan SDM. Ternyata banyak sekolah di Kaltim yang mendekati standar ITS meski belum pas, misalnya SMU 1 dan 10 Samarinda juga SMU 1 Balikpapan 9," ujarnya.(ryo)

Berita Terkait