ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

KREATIF SEBAGAI CIRI UTAMA BERWIRAUSAHA

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Begitu krisis moneter terjadi, banyak industri yang macet sehingga terpaksa mem-PHK sebagian tenaga kerjanya, faktor pengangguran pun meningkat pesat karena keterbatasan bekal yang dimiliki pada SDM yang terkena perampingan tersebut.

Sekelumit ilustrasi diatas disampaikan Ir. Nuril Fuad dalam seminar II PIMITS ke-7 kemarin (29/04) mewakili keadaan saat regenerasi jabatan di perusahaannya lalu. "Pada saat PT Dirgantara Indonesia mau bangkrut, malah saya ditunjuk jadi direktur," akunya. Amanah ini membuatnya harus memeras otak, memikirkan bagaimana memanfaatkan teknisi yang nganggur itu.

Menurut Alumni Teknik Elektro ITS ini, bangsa kita bisanya hanya mengadopsi teknologi yang sudah ada dari negara maju. Padahal kebanyakan negara-negara maju seperti Amerika, umumnya juga memanfaatkan orang Indonesia.Tanpa disadari bersama, sebenarnya Amerika sedang menjajah bangsa ini melalui makanan seperti Mc Donald dan Kentucky."Yang disesalkan, kenapa para generasi muda kita malah menggemarinya?" ujarnya dengan nada setengah naik. Sedangkan produk dalam negeri sendiri, hanya orang-orang tertentu yang mau menyentuhnya.

Fenomena itu, bagi Fuad, sapaan akrabnya, seperti bunyi sajak "Sing teko ora tuku-tuku, sing tuku ora teko-teko" (yang datang tidak segera beli, yang beli tidak segera datang). Karena itu, menurutnya, penting sekali adanya diversifikasi usaha dengan menciptakan teknologi terapan baru.

Lain Fuad, lain pula Lukman, Pembicara kedua ini sarat menceritakan hambatan-hambatan dan kegagalan yang pernah dialaminya selama membangun usaha. Sebuah produk andalannya berupa jam digital waktu sholat ternyata banyak menyimpan suka duka kala mulai membuatnya hingga jadi seperti sekarang ini.

Memetik pengalaman sebelumnya, kendala yang pernah dihadapi diantaranya yaitu produk bikinannya tergolong asing di mata masyarakat."Jadi perlu banyak-banyak ngomong ke masyarakat," katanya. Hal kedua adalah kualitas produk yang dinilai masih rendah sehingga barang belum sempat dipakai konsumen, sudah rusak duluan.

Selanjutnya dia lebih sering mengutarakan ilmu inti yang harus dikuasai seorang wirausaha. Kreativitas dalam menemukan solusi-solusi untuk problema tersebut berperan penting.Seorang enterpreneur harus bisa cepat memutuskan hal-hal yang bakal terjadi diluar dugaannya disamping memiliki jiwa pantang menyerah. "Kalo mau uang, ya harus kerja, jika tidak ya tidur saja," kelakarnya.

Sementara itu, DR Ir H Iwan Kusmarwanto memaparkan strategi berbisnis yang tepat. Pemanfaatan teknologi supaya layak jual, menurutnya, harus benar-benar diperhatikan. Adanya re-engineering tidak akan menyebabkan perubahan biaya yang tinggi."Jadi masyarakat tidak perlu kuatir mengenai faktor harga," jelasnya. Tujuan utama re-engineering ini adalah bagaimana wirausahawan mampu membuat diversifikasi dengan kualitas produk yang berdaya saing tinggi.

Lebih lanjut disampaikan tiga komponen wirausaha disingkat 3M, yaitu Man, menyangkut intelectual property, Money berhubungan dengan modal usaha dan Management, bagaimana menyiasati pemasaran produknya. Terakhir, dia mencoba mengingatkan peserta bahwa keberanian menerima koreksi dari orang lain itu perlu.(d1ti/rom)

Berita Terkait