Salah satu cara pengobatan bagi penderita dari suatu jenis penyakit melalui penyaluran tenaga dalam maupun metafisika sudah lama diterapkan. Namun, hingga saat ini di masyarakat yang sudah modern dan canggih pun masih memilih pengobatan alternatif meski dengan sentuhan ataupun pendekatan yang bersifat religius.
Meski begitu tidak sedikit masyarakat sekarang yang masih ragu ke pengobatan alternatif. Ini tak lain disebabkan karena pengetahuan yang kurang mengenai manfaat sumber tenaga dalam maupun tenaga metafisika. Oleh karena itu UKM lembaga seni bela diri Hikmatul Iman mengadakan seminar dengan tema "Bioenergi dan Aplikasinya Bagi Kesehatan" Kamis (13/5) yang terbuka bagi mahasiswa ITS maupun dari warga umum.
Menurut Yusuf Ashari Siregar, penanggung jawab LSBD Hikmatul Iman Surabaya, sebenarnya dari dalam diri sendiri sudah memiliki sumber tenaga dalam. Karena di dalam tubuh manusia terdapat banyak sel, salah satunya mitokondria yakni organel sel yang berfungsi untuk mengatur transfer oksigen di dalam seluruh tubuh manusia untuk menghasilkan energi tenaga dalam.
"Sehingga dengan mengatur pola pernafasan saja, maka kita bisa menghasilkan tenaga dalam tersebut yang kuat dan panas. Tenaga inilah yang bisa dimanfaatkan untuk pengobatan dengan jalan penempelan tangan ke bagian tubuh pasien," jelasnya.
Tetapi, lanjutnya, untuk tenaga metafisika sendiri berasal dari kekuatan ion-ion negatif dan positif yang terpancar dari tubuh atau wajah seseorang. "Lebih umumnya orang menyebut tenaga metafisika ini berasal dari kekuatan aura seseorang," terangnya.
Disamping itu, tenaga metafisika ini bisa disalurkan ke pasien bila gelombang energinya sudah padat dan tebal, serta pancaran gelombang energinya lebih halus dan tidak terasa di tubuh pasien. Meskipun antara tenaga dalam dan tenaga metafisika dalam prosesnya berbeda tetapi kedua tenaga tersebut merupakan sumber energi buat pengobatan alternatif. (mut/rom)
Kampus ITS, Opini — Tamu baru telah hadir mengetuk setiap pintu rumah, ialah 2025. Seluruh dunia menyambutnya dengan penuh
Kampus ITS, Opini — Pemerintah berencana menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sebelas persen menjadi 12 persen mulai
Kampus ITS, ITS News — Metode pengusiran hama konvensional menggunakan kaleng tidak lagi relevan dan optimal. Merespons permasalahan tersebut,
Kampus ITS, ITS News — Panel surya yang umumnya diletakkan di bagian atap bangunan menyebabkan posisinya sulit dijangkau untuk dibersihkan.