Kompetisi Case Study and Conference ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Petrolida yang digelar oleh Society of Petroleum Engineers (SPE) ITS. Bersama timnya, Rendy mewakili ITS untuk mengikuti kompetisi tingkat Asia Pasifik tersebut.
Dalam meraih prestasi ini, Rendy mengaku tak akan mudah meraihnya jika tanpa kerja sama dari kedua rekannya. Menurutnya, kerja sama itulah yang mengantar tim mereka menjadi juara pertama. "Kami berasal dari jurusan yang berbeda dan masing-masing memiliki keahlian yang berbeda," terangnya.
Perbedaan disiplin ilmu itulah yang bagi Rendy sangat membantu dalam mempersiapkan kompetisi internasional ini. "Saya dari Jurusan Teknik Industri, Fauzan dari Jurusan Teknik Elektro dan Andika dari Jurusan Teknik Fisika. Saya unggul dalam presentasi, Fauzan unggul dalam mendesain slide presentasi dan Andika sangat unggul pengetahuan migasnya," cerita Rendy. Ia melanjutkan, dengan keahlian yang berbeda itulah akhirnya mereka mampu membuat presentasi yang memukau.
Mengikuti kompetisi ini merupakan keinginan mereka sejak lama. Oleh karena itu, persiapan mereka dalam menghadapi kompetisi ini pun tidak tanggung-tanggung. Diungkapkan oleh Rendy, mereka bahkan pernah menginap di salah satu laboratorium Jurusan Teknik Elektro untuk menyelesaikan slide presentasi. "Kami benar-benar menyiapkan dengan sangat baik dan hal itulah yang membuat kami lolos di babak pertama," tutur mahasiswa asal Surabaya ini.
Ide Spontan yang Memukau
Uniknya lagi, dalam kompetisi ini mereka bertiga dituntut untuk mampu berpikir secara cepat, tepat dan cermat. Hal ini ditunjukkan pada babak final kompetisi ini. "Di babak final, kami diminta untuk membuat presentasi dengan tema Alternatif Sumber Energi yang Bisa Dikembangkan di Indonesia. Dan hebatnya, kami hanya diberi waktu yang cukup singkat untuk menyelesaikan presentasi tersebut," jelas Rendy.
Beruntungnya, mereka berasal dari tiga jurusan yang berbeda yang memiliki disiplin ilmu yang sangat berbeda. Dengan begitu, Rendy mengungkapkan bahwa dalam babak final ini mereka mampu membagi tugas dengan baik. "Saya memiliki pengetahuan tentang manajemen sedangkan Andika memiliki pengetahuan tentang resource migas. Lain lagi dengan Fauzan yang memiliki pengetahuan mengenai konversi energi menjadi listrik," terangnya.
Hasilnya, tim dari ITS ini mampu membuat presentasi dan mengungkapkan ide mereka dengan tema Hybrid Energy. Hybrid Energy adalah gabungan dari dua alternatif energi yaitu energi surya dan energi angin. "Dengan mengkombinasikan dua energi tadi, kita bisa menciptakan sebuah alat yang nantinya bisa mengkonversikan kedua energi tersebut menjadi listrik," ungkap Rendy.
"Topik Hybrid Energy ini sengaja kami angkat karena kita tidak hanya ingin memaparkan alternatifnya tapi kami juga menawarkan solusinya bagi Indonesia," tambahnya. Di akhir, Rendy mengungkapkan harapannya kepada seluruh mahasiswa di Indonesia, khususnya di ITS. "Saya harap mereka sadar bahwa dengan berkolaborasi dengan jurusan yang berbeda, mereka bisa meraih prestasi yang cemerlang," pungkasnya. (pus/man)
Kampus ITS, ITS News — Memberikan dedikasi terbaiknya dalam pengembangan riset dan pemberdayaan ilmu pengetahuan, kembali membawa dosen Departemen Kimia,
Kampus ITS, ITS News — Mengimplementasikan salah satu program yang disampaikan pada Pidato Rektor Awal Tahun 2025, Institut Teknologi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali meneruskan estafet kepemimpinan dalam lingkup fakultasnya. Dr Ing
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali melahirkan doktor berprestasi, yakni Dr Muhammad Ruswandi Djalal SST