ITS News

Jumat, 10 Januari 2025
26 Oktober 2014, 19:10

The Ganers Sukses Raih SATU Indonesia Award

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

SATU Indonesia Award adalah sebuah kompetisi yang diadakan oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Astra Internasional yang bekerjasama dengan perusahaan media Tempo. Kompetisi ini ditujukan untuk mencari bibit unggul Indonesia yang masih berumur di bawah 35 tahun.

Menurut keterangan Idham, pihak Astra sengaja mencari ide-ide kreatif yang nantinya bisa dikembangkan di Indonesia. Dalam kompetisi ini, Tempo berperan sebagai penyedia tim verifikasi dan review yang untuk penyaringan peserta.

Kompetisi yang telah lima kali digelar ini memiliki lima kategori, yaitu kesehatan, pendidikan, kewirausahaan, teknologi dan lingkungan. Idham dan tim, mengirimkan proposal di bidang teknologi lewat karya pembuatan kapal pembersih sampah yang diberi nama The Garbage Cleaner Ship (Ganers).

Idham mengungkapkan, latar belakang pembuatan Ganers adalah untuk menyelesaikan persoalan pengelolaan sampah di kota-kota besar seperti Jakarta. "Di sana, sering kali kita menemukan sampah yang menumpuk di perairan. Hal itu bisa menimbulkan berbagai macam masalah seperti banjir dan penyakit," jelasnya.

Ia melanjutkan, kapal pembersih sampah nantinya diarahkan untuk perairan dangkal seperti sungai dan daerah laut di dekat pantai. Sebab, menurutnya sampah cenderung menumpuk di perairan dangkal, bukan di laut dalam.

Perjuangan The Ganers
Menurut mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan ini, timnya telah melalui proses panjang untuk bisa menjadi juara. Dikatakannya, pengajuan proposal mengenai pembuatan kapal ini sudah dimulai sejak masih menjadi mahasiswa baru. "Saat itu, kami mencoba mengajukan proposal ini dalam bentuk PKM (Program Kreativitas Mahasiswa, red). Dari situ kami berhasil mendapat dana untuk membuat prototipe kapal ini," ceritanya.

Sukses membuat prototype, mereka terus mengembangkan ide mereka. Tim ini pun akhirnya dinyatakan lolos untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 26 yang diadakan di Mataram. Sayang, mereka gagal meraih medali dalam kompetisi ini.

Idham menganggap kegagalan tersebut sebagai pembelajaran. Ia lantas mencari anggota baru dari jurusan yang berbeda. Bahkan, saat itu mahasiswa angkatan 2010 ini memutuskan untuk masuk ke dalam Kementrian Riset dan Teknologi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS.

Di organisasi inilah, ia menemukan anggota tim baru. Bersama Titis Wahyu Pratiwi, Ardiansyah, Windy Kamesworo dan Sabella Nisa Saputra, Idham memantapkan idenya. Keempat rekannya tersebut berasal dari Jurusan Teknik Sipil, Jurusan Teknik Elektro dan Jurusan Kimia.

Usai membentuk tim baru, ia rajin mengikuti berbagai kompetisi dan berhasil menyabet juara. "Saat itu kami mengikuti sepuluh hingga lima belas kompetisi," ungkapnya sambil tersenyum.

Beberapa gelar yang berhasil diperoleh antara lain juara tiga dalam Lomba Karya Cipta Maritim Nasional (Lokarina) dan juara dua pada lomba karya tulis sejenis yang diadakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).

Perjalanan Idham di SATU Indonesia Award sebenarnya diawali tahun lalu. ”Di gelaran keempat tahun lalu, kami sempat ikut tetapi gagal lolos,” tambahnya. Menariknya, tahun ini ia mendapat penawaran dari pihak Astra dan Tempo untuk kembali mengirimkan proposal tersebut.

Mendapat kesempatan kedua, Idham dan tim langsung mengevaluasi proposal mereka. "Ketika ditelepon, mereka mengatakan bahwa ide kami mengandung unsur teknologi dan lingkungan," terangnya.

Karya Idham ini berhasil lolos dan melaju ke babak final. Meski begitu, tim ini pasrah dengan hasil yang diperoleh. Hal ini lantaran prototipe yang mereka bawa ke Jakarta mengalami kerusakan.

Rupanya, keberuntungan tetap di berada di pihak mereka. Pada proses penjurian ifinal, ternyata para juri tidak memerintahkan tim untuk menguji prototype. "Untungnya, kami sudah memiliki video uji coba prototype, sehingga juri akhirnya tidak mempermasalahkan hal tersebut," terangnya.

The Ganers sukses menjadi juara I pada kategori teknologi. Tim ini mengalahkan Universitas Sebelas Maret yang mengusulkan ide alat penyaring air hujan. Yang menarik, mereka adalah satu-satunya tim juara yang masih berstatus sebagai mahasiswa. Mereka pun sukses meraih Rp 55 juta sebagai hadiah.

Merealisasikan The Ganers
Idham tak ingin berpuas diri begitu saja. Ia memiliki cita-cita untuk merealisasikan kapal karyanya ini sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Menurutnya, merealisasikan The Ganers bukan hal yang mudah. "Kapal adalah barang yang besar dan pasti membutuhkan dana yang besar. Sampai saat ini, dana yang kita miliki belum mencukupi," ungkapnya.

Namun, Idham tetap berpikiran postif. Ia bahkan sangat berharap pihak Astra dapat membantu timnya merealisasikan pembuatan kapal ini. "Saat itu mereka pernah berjanji akan membantu mencari dana untuk pembuatan kapal ini hingga bisa dimanfaatkan di Indonesia. Semoga saja tidak ada kendala dalam merealisasikannya," pungkasnya. (pus/ran)

Berita Terkait