ITS News

Jumat, 10 Januari 2025
29 November 2014, 13:11

Sambut Musim Hujan dengan Sepatu Multifungsi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sepatu multifungsi ini bernama SUE SHOE.  Tak sekedar nama, SUE juga memiliki kepanjangan yang syarat akan makna. S memiliki maksud simpel, sedangkan U berarti unik, dan E adalah efisien. Mereka sengaja memilih nama ini karena tiga unsur tersebut terangkum jadi satu dalam sepatu multifungsi ini.

Uniknya, sepatu ini tersusun dari tiga bahan dasar yang berbeda. Bahan-bahan tersebut adalah sepatu, sandal dan jas hujan. Ketiga barang ini selanjutnya digabung menjadi sepatu multifungsi yang dapat terlindung dari air hujan.
Asfarur mengungkapkan, tujuan pembuatan sepatu multifungsi ini adalah untuk membantu para mahasiswa untuk menghadapi musim di akhir tahun ini. "Jika nanti hujan turun, sudah dipastikan sepatu mereka akan basah. Nah, dengan SUE SHOE buatan kami, mereka tidak perlu lagi mengkhawatirkan hal tersebut," ungkapnya. 
Cara kerjanya pun cukup mudah. Jas hujan yang sudah dipotong sesuai ukuran sepatu akan dilekatkan pada sepatu. Dengan begitu, ketika hujan datang, jas hujan ini bisa langsung terpasang dengan sempurna. 
Selain itu, sepatu ini juga bisa diubah menjadi sandal kapanpun. Menurut Asfarur, ide ini memang sengaja mereka rancang untuk mahasiswa. Pasalnya, saat ini kebanyakan mahasiswa telah banyak yang berorganisasi. "Dengan jadwal organisasi yang padat, mereka jadi jarang pulang. Supaya simpel, kita buat sepatu yang bisa diubah menjadi sandal kapanpun mereka mau," jelas mahasiswa asal Rembang ini. 
Oleh karena itulah, mereka berhasil mendapat perhatian sejumlah juri dalam gelaran MSC beberapa waktu lalu. Diceritakan oleh Asfarur, saat itu juri sangat menyukai produk buatan timnya. "Menurut mereka, produk kami sangat visible jika diterapkan saat ini. Bahkan, mereka meminta kami untuk bekerjasama dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Provinsi Jawa Timur," tuturnya.
Tak Lepas dari Kendala
Meski begitu, ternyata kesuksesan mereka tak lepas dari kendala. Salah satunya dalam pembuatan prototype. Untuk bisa maju ke babak final, mereka diharuskan untuk membuat prototype. Sayangnya, waktu yang diberikan hanya seminggu. "Saat itu kita meminta bantuan tukang sol sepatu , dua hari sebelum berangkat ke UNY. Karena waktunya sebentar, hasilnya pun kurang memuaskan," kenangnya. 
Tak hanya itu, Asfarur juga bercerita bahwa mereka hampir gagal untuk berangkat ke UNY. Pasalnya, saat itu mereka benar-benar kehabisan tiket kereta. Akhirnya mereka terpaksa membeli tiket kereta yang harus transit ke Madiun terlebih dahulu. 
Beruntung, berbagai kendala tadi tidak membuat tim ini berputus asa. Bahkan, mereka berhasil membawa gelar juara dalam kompetisi tingkat nasional ini. Untuk itulah, Asfarur sangat berharap ide mereka ini bisa terus dikembangkan.
Ia menuturkan, untuk saat ini mereka memang tidak memiliki modal banyak untuk mengembangkannya. Sehingga, mereka memutuskan untuk terus mengikutkan karya mereka ini di berbagai kompetisi untuk mendapatkan cukup modal. "Tahun ini, karya ini juga kami ikutkan dala Program Kreativitas Mahasiswa (PKM, red). Semoga saja karya kami bisa menjadi salah satu PKM terdanai," pungkasnya sambil tersenyum. (pus/guh)

Berita Terkait