ITS News

Selasa, 03 September 2024
16 Januari 2006, 11:01

Usul Usil Kota Banjir

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seminggu yang lalu, saya kedatangan teman lama dari Jakarta. Sempat ia beberapa hari menginap di Surabaya. Ketika saya ajak ngobrol, satu hal yang selalu saya ingat "Lho, ternyata Surabaya kayak Jakarta aja ya?" Saya balik bertanya "Apanya yang sama?" "Banjirnya itu !".

Sejenak saya terdiam. Hampir-hampir saya tidak percaya jika banjir di kota ini sudah sedemikian parah hingga pantas disamakan dengan kondisi serupa di Jakarta. Tetapi, keraguan saya tersadarkan ketika saya mulai melihat keadaan Surabaya yang sebenarnya akhir-akhir ini. Lantas, saya kemudian pun mengaku "Ya, kamu tidak salah kok. Surabaya memang kota banjir".

Beberapa hari yang lalu, ketika hujan mengguyur kota ini, sejumlah daerah langsung tergenang air. Sebut saja di sekitar Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Indragri, Jalan Dr Soetomo, Jalan Raya Darmo, Jalan Diponegoro, Jalan Dharmawangsa hingga Jalan Kertajaya. Jawa Pos, edisi 5 januari 2006 juga sempat menampilkan kondisi beberapa sekolah yang terpaksa "diliburkan" karena tidak memungkinan kegiatan belajar mengajar, seperti di SMP 30, SMA 20, Lembaga Pendidikan Insan Mulia dan juga SLTP PGRI.

Kita juga tak perlu jauh-jauh, ITS sendiri juga menjadi langganan banjir. Mulai dari pelataran BAAK, Plasa DR. Angka, areal samping dan belakang M-Web juga di depan Perpustakaan Pusat. Dulu, akses jalan masuk ke FTI (Fakultas Teknologi Industri) juga mengalami hal serupa. Beruntunglah, sejak pavingnya dinaikan kejadian tersebut tidak terulang kembali.

Banjirnya ITS sebenarnya sebuah cerita ironi. Bagaimana mungkin, sebuah kampus yang menasbihkan diri sebagai center of technology bisa kebanjiran? Bukankah disini banyak pakar-pakar dibidang sipil bangunan khususnya hidrologi? Tunggu dulu, menimpakan kesalahan ini kepada pakar tersebut jelas bukan perbuatan yang bijak, karena faktanya banjir yang melanda ITS tidak sesederhana yang kita bayangkan. Ada banyak faktor yang mesti dipertimbangkan mulai dari posisi geografis, kondisi lingkungan dan juga tata wilayah Kota Surabaya secara keseluruhan.

Komitmen Bersama
Terlepas dari faktor alam, dalam prespektif saya pribadi penyebab utama banjir di kota ini adalah masih lemahnya konsep tata ruang kota. Contoh gampangnya, banyak lahan-lahan serapan yang berpindah fungsi menjadi mall, perumahan, pusat perbelanjaan dan gedung-gedung lainnya. Praktis, tidak ada lagi daerah yang bisa menyerap air dalam kapasitas yang memadai. Tidak jauh-jauh (lagi-lagi), pasca akan dibangunnya perumahan baru di sebelah barat kampus ITS, banjir di daerah Gebang dan sekitarnya makin sering terjadi. Tentu saja hal demikian berimbas ke kampus ITS sendiri.

Saya tahu, dibangunnya mall, perumahan dan gedung-gedung megah lainnya merupakan investasi bisnis yang menggiurkan yang diharapkan akan mendatangkan benefit bagi pemkot dan masyarakat. Tetapi jika dilakukan tanpa studi kelayakan ekologi jangka panjang, justru akan menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat sekitar. Okelah, jika memang proyek-proyek tersebut tetap dilaksanakan dengan alasan "investasi" maka harus disertai dengan prasyarat-prasyarat ekologi yang mendukung. Misalnya, mereka harus menyedidakan saluran air, got atau pompa air yang memadai. Sehingga, ketika bangunan tersebut benar-benar jadi tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Dan untuk ini memang diperlukan ketegasan dan keberanian tersendiri.

Meski sulit, kita harus selalu optimis bahwa Surabaya bisa bebas dari banjir. Yang kita perlukan hanya satu : komitmen. Itu saja. Pemkot sebagai penentu kebijakan harus secara sungguh-sungguh menjalankan program-program penanggulan banjir dan membuat tata ruang kota yang bervisi jauh ke depan. Kalau perlu mengundang partisipasi publik dan pakar tata kota. Kita punya banyak stok untuk itu, karena di kota memiliki sejumlah PT (Perguruan Tinggi) yang berkualifikasi tinggi di bidang Teknik Sipil, seperti UK Petra dan (tentu saja) ITS sendiri.

Penulis :
Nurhadi
Mahasiswa Teknik Fisika ITS
email : hadynur@yahoo.com

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Usul Usil Kota Banjir