ITS News

Selasa, 03 September 2024
31 Agustus 2008, 11:08

Mengapa Harus Ada Ramadhan Di Kampus?

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Agak mengherankan, padahal mahasiswanya ITS tiap hari ”dicekoki” rumus-rumus, gambar-gambar, postulat-postulat dll. Bukan buku-buku kitab kuning (buku pegangan pesantren), kitab fiqh, kitab dakwah, kitab tarikh dll yang biasa menjadi referensi lembaga pendidikan agama. Apakah ini kodrat manusia?. manusia yang terus mencari jati dirinya dan mencari jawaban atas pertanyaan besar, kenapa ia diciptakan dan kemanakah ia kembali?.

Pertanyaannya, ”Kenapa suasana religius itu bisa hadir?”. Teringat sebuah judul lagu yang dilantunkan Bimbo ”Suasana Di Kampus Santri”. Bahkan santer terdengar lulusan ITS diplesetkan jadi lulusan yang ”Insinyur Tapi Santri”. Hal itu mungkin tak lepas dari hadirnya program-program ramadhan yang diadakan lembaga dakwah jurusan, fakultas dan kampus.

Ternyata bukan hanya di ITS, hampir setiap kampus di Indonesia berlomba-lomba menghiasai kampusnya dengan nuansa religius di bulan suci ini. Tiap Lembaga Dakwah Kampus (LDK) menjadi benteng moral terdepan dalam kampus. Bahkan mereka juga membentuk ”Detasemen Khusus” yang menangani rangkaian kegiatan selama bulan Ramadhan. Kepanitiaan itu sudah bekerja sejak tiga bulan sebelum ramadhan.

Pada awalnya, konsep RDK dipelopori oleh LDK Jamaah Shalahuddin UGM dan segera menjamur ke kampus-kampus sekitar. Kalau ITS punya panitia RDK 29 (disesuaikan dengan 1429 H). UI pun tidak mau kalah dengan aksi sosial Panitia PERAK (Pesona Ramadhan Kampus). Lain lagi dengan ITB yang meluncurkan P3R (Panitia Pelaksana Program Ramadhan). Lalu Unpad dengan pasukan Paramadikanya (Panitia Ramadhan dan Idul Fitri di Kampus).

Mereka seakan berlomba-lomba untuk melayani umat di bulan Ramadhan. Kosentrasi mereka bermacam-macam. Kampus ITB, UGM dan UI contohnya, sering mengundang tokoh-tokoh nasional untuk membahas permasalahan umat terkini dalam bentuk dialog atau seminar nasional. Di lain pihak, IPB dan Unpad lebih banyak fokus untuk pelayanan umat seperti bakti sosial, pelatihan kemasyarakatan, pasar murah, bagi jilbab.

Ayo ITS, Sambut Ramadhan!

Lalu bagaimana dengan di ITS ?. Apakah panitia RDK 29 sudah bergegas?. Apakah seluruh civitas akademika juga telah bersiap menyambutnya?. Kebetulan ITS juga sedang merayakan dies natalisnya. Ada baiknya ITS bersyukur di kala umurnya makin panjang makin merunduk tanda kerendahan hati, tepat sekali dengan momen Ramadhan.

RDK memang unik. Salah satu acara unik yang paling ditunggu-tunggu para mahasiswa. Ya, buka bersama di MMI. Acara yang tidak pernah ada publikasinya, tak ada spanduk, tak ada pamflet, tapi yang hadir bisa ratusan orang (maklum mahasiswa rantau). Belum lagi adanya kajian-kajian tiap sore dengan tema-tema menarik (sekalian sambil menunggu buka puasa).

Masih banyak lagi agenda-agenda yang sayang kalau dilewatkan. Dan ternyata semarak Ramadhan pun bergerilya ke jurusan-jurusan. Seluruh Ormawa (dalam hal ini biasanya banyak diwakili kajian jurusan) serentak menggelar agenda-agenda bernuansa religius. Entah itu buka bersama, bakti sosial ke masyarakat sekitar, menyebar kartu lebaran ke dosen-dosen, kajian-kajian agama dll.

Ada Ramadhan Di Mesin (RDM), Ramadhan Di Sipil (RDS), Ramadhan Di Perkapalan (RDP) dan masih banyak Ramadhan-Ramadhan lain dengan agenda yang variatif (tanyakan saja ke masing-masing kajian jurusan/HMJ/BEM/LMB). Tidak hanya mahasiswa, dosen dan karyawan pun mengadakan agenda sendiri biasanya bertujuan mengikat silaturahim ataupun menggali hikmah dari pesan-pesan religius.

Pesan Sang Tauladan

Empat belas abad lampau, Rasulullah mengingatkan kepada umatnya “Berapa banyak orang yang melaksanakan ibadah puasa, tapi mereka tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga”.

Titah yang penuh makna ini mengajak kita untuk terus berusaha memperbaiki diri. Apakah kita termasuk di dalamnya?. Saatnya kita rubah perangai yang buruk!. Segera dekatkan diri kepada Zat yang memiliki langit dan bumi!

Sebuah syair tanpa judul berujar,

Ku genggam ramadhan kali ini…
Barangkali esok aku sudah tiada…
Sehingga kerinduan ini bisa terbalaskan…
Ketika hari esok umurku tak sampai…
Untuk merasakan kembali nikmatnya sahur dan berbuka bersama…

Rasa nikmatnya bertafakkur di rumah-Nya…
Nikmatnya menahan kesabaran di kala hati ini ingin murka…
Nikmatnya bermunajah kepada sang pencipta, didalam kesunyian…
Nikmatnya mengkhatamkan kalam ilahi…
Nikmatya menabung bekal hari esok…
Di kala jiwa tak lagi di dunia…

Andaikan tiap hamba tahu apa yang ada dalam Ramadhan…
Maka ia berharap dapat puasa satu tahun lamanya, bahkan seumur hidupnya…

Hari ini ku bertekad…
30 hari ke depan masih dalam tekad yang sama…
Meraih kemuliaan Ramadhan…
Semoga dapat ku raih kemenangan sejati…

Bahtiar Rifai Septiansyah
Mahasiswa Teknik Perkapalan

Berita Terkait