Negara yang maju adalah negara yang memiliki daya saing tinggi. Daya saing yang tinggi ini erat kaitannya dengan kemampuan Technology Watch dan Competitive Intelligence (TWCI).
Jepang misalnya, berhasil mengejar ketertinggalannya dengan dunia barat pada tahun 1900-an melalui TWCI. Negara matahari terbit ini banyak mengembangkan hasil teknologi yang didapat para ilmuwannya ketika belajar di Eropa dan Amerika.
Tak berbeda dengan dunia bisnis. Perusahaan akan tetap hidup jika mampu bersaing dan memiliki kemampuan TWCI. Hanya dengan kemampuan membaca teknologi masa depan dan senantiasa mewaspadai strategi kompetitor maka perusahaan akan survive.
Hal ini terungkap jelas melalui One Day Workshop On Technology Watch and Competitive Intelligence (TWCI) Senin (28/06) kemarin. Workshop ini menghadirkan pembicara utama asal Universitas Marseille, Perancis, Prof. Henrie Dou.
"Pada dasarnya TWCI bukan ilmu yang baru hanya saja baru benar-benar digunakan setelah PD II," kata Henrie Dou.
TWCI, ungkap Henrie Dou, bukanlah sebuah proses intelijen militer yang kerap mengambil informasi secara ilegal. TWCI merupakan sebuah proses sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi mengenai kemampuan dan strategi kompetitor yang sesuai dengan arah pengembangan perusahaan.
"Jadi dengan TWCI sebuah perusahaan, industri, bahkan negara bisa maju," terangnya.
Henrie Dou bersama mahasiswi S3-nya, Sri Damayanti Manulang DEA, berkunjung ke ITS dalam rangka lebih memperkenalkan TWCI. Sebelumnya, mereka berdua sudah mempresentasikannya di Jakarta dan Bandung. Hari ini (Selasa, red) mereka dijadwalkan akan berkunjung ke jurusan Teknik Industri ITS.(ryo/har)
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Tim riset kendaraan hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melebarkan sayapnya di kanca
Kampus ITS, ITS News — Kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer, di Jawa Timur masih membutuhkan perhatian serius. Menyadari pentingnya