ITS News

Selasa, 03 September 2024
31 Juli 2010, 17:07

Fenomena Remaja dan Pendidikan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sayangnya, potret pendidikan di Indonesia sudah sedemikian buram. Cerita putus sekolah bukan lagi cerita langka. Belum lagi pelajar yang amoral, lekat dengan kehidupan bebas. Karena salah satu tonggak utama bangsa yang maju ialah generasi mudanya yang bertakwa, bermoral, berkepribadian luhur dan cerdas maka pendidikan berkualitas dan berakidah mutlak diperlukan.

Menanggapi hasil atau output pendidikan, secara filosofi semua remaja mempunyai kesamaan dalam mental resources. Anak-anak belajar dengan waktu dan materi yang sama tetapi menghasilkan nilai yang berbeda. Hal ini bukan dikarenakan mereka tidak mampu, tetapi hal ini hanya masalah skill dan strategi pembelajaran (lack an effective strategy). Mungkin mereka membutuhkan tujuan yang jelas dalam bersekolah dan good role models. Terkadang seseorang melakukan aktivitas dengan biasa tanpa ada goal yang di-planning-kan ke depan dan mereka cenderung mengikuti arus pembelajaran yang diajarkan oleh tenaga didik. Alih-alih ingin mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas tetapi kenyataannya malah semakin terpuruk. Manusia yang dibentuk adalah manusia yang perlu ditanyakan aspek moralnya.
    
Di era 21 ini, tantangan globalisasi semakin menuntut kita untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan dalam kehidupan. Selain itu, perubahan terus mendera dalam segala kehidupan dengan merebaknya teknologi dan informasi. Globalisasi mendominasi horizon persaingan. Globalisasi juga memunculkan dan mensyaratkan pasar baru, produk baru, mindset baru, kompetensi baru dan cara pikir  baru. Hal ini juga berdampak langsung  dengan perubahan gaya hidup yang sangat cepat. Globalisasi juga menuntut adanya pergeseran transformasi Sumber Daya Manusia. Sehingga terjadi perubahan pada 2 tingkatan antara lain yaitu (1) perubahan fundamental, yang berarti pergeseran paradigma peran SDM, perubahan budaya dan sosial; dan (2) kapasitas untuk berubah, yang berarti peningkatan kecepatan merespon apa yang terjadi di sekitar kita.

Berdasarkan UU RI No.20/2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini berarti ada kesinambungan antara spiritual dan intelektual dari output yang diharapkan.

Pendidikan berkualitas ialah pendidikan yang ditentukan oleh banyak faktor yang saling terkait, yaitu lingkungan fisik sekolah, kurikulum, kepemimpinan, organisasi dan budaya internal sekolah, penjaminan mutu,  sekolah dan masyarakat, motivasi siswa, ketersediaan guru, mekanisme pertanggungjawaban dan tata kelola sekolah yang efektif dan efisien. Faktor-faktor ini saling bertautan dan mempengaruhi kesuksesan sebuah pendidikan. Peranan SDM dalam memanajemen pendidikan juga menjadi titik temu secara langsung antara anak didik dengan pendidik.               

Dalam melahirkan SDM yang berkualitas memang tidaklah mudah. Diperlukan perubahan yang mendasar dalam menghasilkan output yang unggul. Sehingga diperlukan pembentukan kerangka pemikiran yang mendasar tentang tujuan pendidikan. Agar siswa-siswi didik dapat mengetahui langkah- langkah yang akan ditempuh dalam mencapai tujuan di sekolah. Sehingga tidak akan ada lagi remaja yang yang hedonis, malas dan tak bermoral.

Generasi kita akan lebih dikedepankan memiliki jiwa pemimpin sejati yang dibangun atas dasar kualitas kepribadian antara lain religious dengan dasar atau pondasi yang mantap dan ketakwaan yang kuat dan menjadi rambu pertama dalam bersikap dan bertingkah laku. Brave; berani memperjuangkan kebenaran, Smart; cerdas dalam mengambil keputusan, pekerja keras dan keinginan yang yang besar. Teachable yaitu mau belajar dari pengalaman dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun, Emphaty mampu memahami orang lain dan saling membantu. Dan Tough yaitu tegar dengan pendirian sekuat baja. Mempunyai prinsip hidup yang tak mudah goyah karena ketakwaannya dan tidak mudah menyerah. Melalui metode ini generasi mendatang baik di tingkat pra sekolah, pendidikan dasar dan pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi dapat melanjutkan pembelajaran kehidupan  dengan tekad yang kuat.

Tentu saja dalam menghasilkan generasi yang demikian peran negara sangat sentral dibidang pendidikan. Faktor-faktor untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas harus dijamin oleh negara bukan fakta yang terjadi saat ini yaitu kapitalisasi pendidikan. Oleh karena itu setiap generasi berhak dan wajib untuk mendapatkan pendidikan untuk menempuh kehidupan mereka yang panjang. Sehingga SDM yang berkualitas akan benar-benar muncul dalam membangun bangsa ini.

Nuryati
Mahasiswa Jurusan Biologi
 

Berita Terkait