Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, opini mengandung penertian: pendapat, pikiran, atau pendirian. Secara lengkap, opini dapat diartikan sebagai tulisan atau karangan yang mengemukakan pendapat, pikiran, atau pendirian disertai alasan yang kuat. Opini ditulis dengan tujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat, pikiran, atau pendirian. Agar dapat meyakinkan pembaca, opini dapat menampilkan data, gambar, atau ilustrasi.
Opini ditulis saat seseorang ingin mengemukakan ide atau gagasan. Ketika kondisi sosial kemasyarakatan sedang bergejolak, seorang penulis ingin mengungkapkan pikirannya tentang solusi tepat dalam menyudahi gejolak. Saat bencana alam menyisakan persoalan serius berkaitan dengan penyelamatan korban, seorang penulis dapat mengemukakan ide atau gagasannya tentang jalan keluar masalah dengan mengutarakan opsi-opsi terbaiknya. Bila perlu, ia dapat menyertakan data akurat dalam upaya meyakinkan pembaca.
Opini sering ditulis untuk mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu yang diinginkan penulisnya. Ketika terjadi kecelakaan kereta api, seorang penulis tidak saja mengemukakan tentang dugaan kesalahan manusia (human error) atau keterbatasan utilitas pengaman perjalanan kereta api, tetapi juga mengungkapkan kekecewaannya tentang buruknya manajemen pengoperasian moda transportasi. Pada akhirnya, penulis mencoba mempengaruhi alam pikiran pembaca untuk mendesak pemerintah untuk melakukan deregulasi atau mengganti pejabat penanggung jawab perkeretaapian.
Saat ini, tersedia cukup banyak media penyampai opini. Surat kabar adalah media penyampai opini yang efektif karena dibaca khalayak dalam jumlah yang besar, apalagi jika dimuat di koran dengan tiras yang besar. Opini yang dimuat di majalah juga dianggap efektif karena dibaca orang dalam kurun waktu lebih lama. Tersedia pula media online dengan bantuan fasilitas internet untuk menyampaikan opini publik. Media yang terakhir ini sering berujung â€kebablasan†karena tidak adanya fungsi kontrol pada pemuatannya.
ITS, sebagai institusi yang berkekuatan IT, telah menyediakan kolom opini melalui website ITS. Kolom ini terbukti telah â€menantang†civitas akademika ITS untuk menuangkan ide atau gagasannya tentang berbagai hal yang faktual, baik yang beruang lingkup kampus maupun fenomena yang berkembang di luar kampus. Terdapat sejumlah aktivis mahasiswa yang rajin mengirimkan opini, juga kalangan dosen, bahkan tenaga kependidikan turut berkontribusi. Ruang lingkup bahasan pun cukup variatif dan mencitrakan kekuatan dan kemampuan penulisnya dalam menuangkan ide atau gagasan.
Potensi para penulis opini memang beragam. Beberapa opini ditulis dengan kadar baik sekali karena penulisnya mencoba menuangkan gagasan dengan memperhatikan dua aspek penting, yakni isi dan bahasa. Mereka mengangkat isu-isu aktual, termasuk yang berkaitan dengan fenomena yang berkembang di dalam atau diluar kampus, dengan mengungkapkan pentingnya isu-isu itu diangkat. Dari segi bahasa, mereka mampu merangkai kata-kata dan membentuk kalimat efektif untuk mengungkapkan pokok pikiran. Mereka juga mampu menyatukan pikiran-pikiran utama dalam keseluruhan opini dan membentuknya dalam alinea-alinea yang koheren. Pada akhirnya, mereka dapat menyampaikan ide atau gagasan secara teratur dan sistematis dan â€menggoda†pembacanya untuk menyetujui atau menyepakati opininya.
Meskipun demikian, terdapat pula sejumlah opini yang kurang memperhatikan dua aspek penting seperti diungkapkan di atas. Beberapa opini yuang termuat, terindikasi bukan opini. â€Opini†itu lebih banyak berisi kisah masa lalu dan sedikit sekali mengungkapkan pendapat, pikiran, atau pendirian disertai alasan yang kuat. Terdapat pula opini yang tidak memperhatikan aspek bahasa sehingga kurang menarik (baca: penulisnya lupa bahwa ia sedang beropini). Ia tidak merangkaikan kata, kalimat, dan paragrafnya sesuai kaidah penulisan karangan nonfiksi. Pada aspek yang terakhir ini, bisa dipastikan karena kemampuan berbahasa Indonesia yang kurang memadai pada sejumlah civitas akademika perguruan tinggi, termasuk ITS.
Redaksi website ITS pasti sudah mengusahakan yang terbaik. Yang perlu dipikirkan untuk meningkatkan kualitas opini yang dimuat adalah pengerahan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi memadai. SDM yang memiliki kompetensi kepenulisan perlu dikerahkan untuk membantu jajaran redaksi dalam menjaga â€gawang†opini. Menginventarisasi para penulis opini yang potensial juga menjadi pilihan tepat dalam upaya menyatukan persepsi keopinian, bila perlu mengajak mereka mengelar sarasehan yang dimaksudkan untuk memperoleh â€formula†tepat dalam membangun â€dunia opini†yang konstruktif. Walhasil, opini yang tersaji di website ITS dapat memberikan daya dorong dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan kampus. Pada sisi lain, opini yang termuat dapat menjadi stimulus positif pada keinginan luhur menjadikan ITS sebagai perguruan tinggi yang kompetitif, berkepribadian, dan berbudaya. Semoga.
Imam Syafii
Kasubbag Pendidikan FTI ITS
Kampus ITS, ITS News – Indonesia terdiri atas beribu suku bangsa dan budaya, menyiratkan keberagaman yang tertanam dalam kehidupan
Kampus ITS, ITS News — Tak hanya berkomitmen untuk senantiasa menghadirkan inovasi mutakhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga
Kampus ITS, ITS News — Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan aplikasi Kinderfin, untuk meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan atas inovasi anak bangsa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Universitas