ITS News

Selasa, 03 September 2024
28 Juli 2011, 21:07

We Fight! We Pride!

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Prestasi demi prestasi yang ditorehkan oleh para mahasiswa ITS tersebut patut membuat kita berbangga. Setidaknya kita mampu menujukkan kalau anak ITS yang punya kapasitas untuk merusak dominasi Big Three, sebutan saya untuk tiga universitas besar di Indonesia (UGM,UI,ITB).

Para pemenang layak mendapatkan sejuta pujian dan apresiasi. Setidaknya ini menjadi gambaran kalau apa yang selama ini telah dirintis oleh ITS telah menuai hasil yang manis. Ya, prestasi tersebut rasannya cukup pantas untuk dijadikan pelecut bagi para civitas akademika ITS untuk lebih berprestasi.

Tapi kalau mau jujur menilik sedikit ke dalam. Ada yang kurang dari rangkaian prestasi tersebut. Kita memang terus mendapat gelimang penghargaan di bidang akademik, tapi sangat jarang ada prestasi di bidang non akademik yang bisa direbut oleh anak-anak ITS yang terkenal militan.

Lebih tepatnya, kita sudah sangat lama, bahkan mungkin tak pernah merasakan prestasi di bidang olahraga dalam skala nasional! Kita bisa saja beralibi kalau ITS bukan “kampus olahraga” dan tak punya kepentingan untuk sekedar bikin prestasi di bidang tersebut.

Tapi kalau mau bersikap fair. Semua masyrakat di Indonesia pasti menyukai olahraga. Tak terkecuali di kalangan civitas akademika di ITS. Prestasi di bidang olahraga punya taste yang berbeda dengan bidang akademik. Sebab olahraga punya spirit yang mampu membangkitkan andrenalin siapapun!

Termasuk untuk orang yang “peduli” dengan akademik. Dunia pun telah membuktikan hal tersebut. Contoh paling simpel para petinggi negara pasti tak akan pernah melewatkan kesempatan untuk memberikan perhatian dan dukungan untuk tim olahraga di negerinya. Apalagi jika tim tersebut bisa menuai prestasi yang membanggakan.

Sebut saja Hugo Chavez yang begitu girang dengan kesuksesan timnas sepakbola venezuela menembus babak semifinal Copa America. Atau sambutan bak pahlawan yang diterima oleh para pemain spanyol usai mereka memastikan diri merebut gelar Piala Dunia 2010.

Itulah “sense” yang dimiliki oleh olahraga. Fanatisme dari orang-orang yang mencintainnya. Mereka merasa punya ikatan emoasional dengan tim yang dibelannya. Dan mereka pun akan rela untuk memberikan segalanya bagi tim tersebut agar mampu mengukir prestasi tertinggi.

Saya yakin fanatisme model seperti itulah yang dimiliki oleh anak-anak ITS. Mereka punya kemauan untuk mensuport tim kesayanganya berlaga. Coba saja tengok ketika lapangan futsal dan Basket ITS saat pagelaran Dies Natalies. Di situ kita bisa menyaksikan bagaimana hebohnya anak-anak ITS dalam mendukung tim kesayanganya.

Kekompakan, seperti itulah yang harusnya dimiliki oleh mahasiwa ITS. Kompak dalam mendukung ITS dan tak sekedar mendukung jurusan. Dahsyatnya fanatisme mahasiwa ITS juga pernah saya rasakan saat tim basket putra ITS menembus babak final kejuaraan basket lokal tiga tahun silam.

Saat itu ITS bertanding menghadapi Unair. Gengsi sebagai penguasa Surabaya
benar-benar dipertaruhkan di situ. Tetapi hasil akhir berkehendak lain, kita kalah dari Unair. Namun satu bisa saya ambil kesimpulan. Para supporter ITS mampu bersatu dalam satu bendera. ITS! Bukan lagi mengusung nama jurusan masing-masing. Mereka juga merasa ikut berjuang bersama para pemain di lapangan.

We Fight, We Pride! Berjuang bersama untuk membela nama ITS, meskipun dengan cara yang berbeda namun tujuan sama. Itulah yang perlu kita sadari. Dahsyatnya
kekuatan sport mampu menyatukan orang dari berbagai kalangan. Seperti ketika
timnas Indonesia di piala AFF bisa membuat seluruh masyarakat Indonesia
bersatu.

Tak peduli dia berasal dari suku, daerah, golongan mana. Semua hanya punya tujuan satu. Demi kebesaran nama merah putih. Saya memang tak dianugarhi tuhan bakat besar di bidang olahraga. Tapi saya yakin dari sekitar 15 ribu mahasiswa ITS pasti ada nama-nama yang punya kemampuan untuk membanggakan nama ITS di bidang olahraga.

Secara fasilitas saya yakin kita sudah cukup kuat. ITS punya beragam fasilitas
olahraga yang paling memadai di Jawa Timur. Tapi untuk mewujudkan mimpi itu tak sekedar butuh fasilitas. Melainkan juga kemauan, kerja keras, dan pengorbanan dari berbagai pihak. Mulai dari mahasiswa, dosen, hingga para petinggi rektorat. Mari kita tunggu seberapa besar kemauan kita untuk melengkapi catatan positif ITS di bidang akademik dengan prestasi di bidang olahraga. Vivat!

 

Junaidi Abdillah
Mahasiswa D3 Teknik Sipil ITS

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > We Fight! We Pride!