ITS News

Senin, 02 September 2024
24 November 2011, 09:11

Pengaderan Sepuluh Nopember, Sudah Benarkah?

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Akhir-akhir ini, mahasiswa baru 2011 sangat peka dengan istilah yang disebut ‘pengaderan’, terutama untuk mereka yang melanjutkan studi ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ITS sebagai salah satu perguruan tinggi yang menerapkan sistem pembentukan karakter ini di kampusnya mengaku setiap tahunnya gencar mempelopori terwujudnya kegiatan ini.

ITS sadar akan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap tahunnya untuk institut yakni para kader yang akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan mahasiswa ITS yang menjunjung tinggi nilai-nilai dari semangat Sepuluh Nopember. Namun, yang menjadi pertanyaan mendasar adalah apakah proses ini masih relevan dengan pembentukan karakter seorang individu atau kelompok untuk mewujudkan integrasi semangat perjuangan Sepuluh Nopember?

Pada dasarnya, semangat Sepuluh Nopember merupakan semangat luhur yang dibawa oleh para pahlawan masa lalu yang gigih dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa. Di zaman sekarang, hal tersebut dianalogikan sebagai suatu usaha bagaimana para pemuda, khususnya mereka yang termasuk sumber daya terdidik di negeri ini dalam mengisi kemerdekaan dengan menjadi pribadi yang unggul di berbagai bidang.

Fakta yang ada menjelaskan bahwasanya perubahan ke arah yang lebih baik dari para mahasiswa yang telah menjalani proses pengaderan memiliki catatan yang signifikan. Namun, apa tidak ada yang salah dengan pelaksanaan pengkaderan itu sendiri? Menurutku ada. Mengapa? Sebenarnya, ada hal-hal yang perlu kita soroti dari pelaksanaan pengkaderan itu sendiri, khususnya di ITS.

Bagaimana tidak, banyak dampak yang dirasa tidak menguntungkan bagi beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Misalnya saja bila kita menilik dari sudut pandang para kader yang dibina. Mereka mengatakan bahwasanya mereka keteteran dalam memanajemen banyak hal, seperti manajemen diri, manajemen waktu, dan manajemen rencana. "Saya sangat tertekan dengan proses ini. Jadwal yang telah saya susun hancur seketika dengan adanya proses ini. Saya seperti seseorang yang tidak berguna dalam melakukan banyak hal karena tidak bisa memanajemen diri,” terang salah seorang mahasiswa baru ITS tahun 2011.

Lalu, dilihat dari sudut pandang dosen, mereka merasa serba salah dalam menentukan apakah pengaderan itu merupakan hal yang baik atau tidak. Karena sebagian dari mereka berasumsi seperti tidak dihargai sebagai seorang pendidik ataupun dosen karena melihat kondisi para mahasiswanya yang sedang menjalani masa pengaderan. ”Mereka jarang sekali fokus untuk mengurus masalah akademik. Sering kali tidak masuk kuliah, yang sedang mengikuti kuliah pun seringkali hanya tidur,” tegas salah satu dosen yang tidak ingin disebutkan namanya.

Inilah sekelumit  cerita yang terjadi pada kegiatan pengkaderan yang merupakan rutinitas dari setiap Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di ITS setiap tahunnya. Hal-hal di atas bisa saja terjadi pada diri kita atau bisa saja tidak, tergantung pribadi masing-masing. Sekali lagi, semua dikembalikan pada diri setiap mahasiswa dan pemegang kepentingan di intansi-instansi pengaderan itu sendiri.

 
Firman Faqih Nosa
Mahasiswa Teknik Industri angkatan 2011.

Berita Terkait