ITS News

Senin, 02 September 2024
07 Maret 2012, 12:03

Hati-Hati Plagiarisme!

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Belakangan ini
kata plagiarisme makin popular terdengar, terutama di lingkup perguruan tinggi.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) di awal tahun 2012 ini
memberikan surat edaran tentang kewajiban bagi mahasiswa untuk mempublikasikan
karya ilmiah.

Publikasi karya ilmiah ini nantinya juga akan dijadikan
syarat kelulusan bagi mahasiswa. Tak pelak hal ini menimbulkan pro kontra. Ada
pihak yang menilai mahasiswa Indonesia belum siap, ada pula yang menilai ini
merupakan langkah positif untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jurnal yang
berasal dari Indonesia.

Meski demikian, surat edaran ini masih bersifat sebagai
arahan bagi universitas untuk mendorong mahasiswanya menerbitkan hasil karya
baik pada jurnal kampus, nasional, maupun internasional. Saat ini belum ada
sanksi yang memberatkan apabila karya tersebut tidak berhasil dimasukkan ke
jurnal.

Terkait dengan publikasi yang dilakukan, hal ini juga dapat
mengurangi tingkat plagiarism tugas akhir. Dengan banyaknya karya tulis yang
terunggah di internet, tentu penjiplakan ide atau karya tulis menjadi gampang
ketahuan.

Saat ini di ITS telah dibentuk badan baru bernama Badan Pengelolaan
dan Perlindungan Kekayaan Intelektual (BP2KI) ITS. Sebuah langkah awal dari
kebijakan baru untuk mengelola karya tulis dan kekayaan intelektual lain di
lingkup ITS.  

Tipe-tipe plagiarisme dan cara menghindarinya.

Sebelum tahu cara menghindari plagiarisme, ada baiknya kita
mengetahui jenis-jenis plagiarism secara umum. Tipe pertama yaitu meniru kata
per kata, artinya si plagiat ini meng-copy
langsung dari sumber tanpa melakukan pengubahan sedikitpun. Tipe plagiarisme ini
sering dilakukan pelajar ataupun mahasiswa
saat malas mengerjakan tugas. Bisa dengan cara copy paste dari internet ataupun pekerjaan teman.

Tipe berikutnya adalah plagiarisme pengakuan, disini sang
pelaku akan mengaku-ngaku sebagai pemilik dari karya tulis seseorang. Biasanya
yang dilakukan hanya mengganti namanya saja. Modus ini sering dilakukan dalam membuat
tugas akhir. Mahasiswa yang tidak kreatif bisa meniru tugas akhir dari angkatan
sebelumnya atau universitas lain untuk mempercepat kelulusannya.

Tipe terakhir yaitu plagiarisme ide, yaitu mengklaim ide
orang lain sebagai idenya. Tipe ini mungkin yang paling sering kita lakukan. Disadari
atau tidak, mengambil sumber dari buku atau internet tanpa mencantumkan sumber
juga merupakan plagiarism.

Berikut di bawah ini adalah cara-cara mengurangi dan
menghindari plagiarisme.

1.      
Meningkatkan integritas.

Setiap individu harus sadar bahwa plagiarism
merupakan pencurian kekayaan intelektual yang tertulis dalam Undang-Undang.
Dengan melanggar, baik ketahuan maupun tidak ketahuan tetap saja sebuah
pelanggaran. Diharapkan kesadaran muncul dari diri sendiri maupun instansi yang
terkait untuk bersama-sama memerangi plagiarisme.

2.      
Menerapkan sanksi yang tegas

Bagi instansi seperti universitas ataupun
pihak berwajib yang mengetahui adanya pelanggaran ini dapat memberi sanksi yang
tegas. Tentu tidak satupun dari kita ingin berurusan dengan hukum, apabila
telah terjadi, efek jera yang didapat bisa saja membekas bagi diri sendiri
maupun orang lain di sekitar.

3.      
Menggunakan software anti plagiarism

Saat ini sudah banyak software berbasis
online website yang menyediakan layanan anti plagiarisme. Tidak perlu
rumit-rumit memikirkan algoritma yang benar, pengguna cukup memasukkan artikel
yang ingin diperiksa untuk dibandingkan dengan artikel lain di jagat maya.
Beberapa software yang dapat digunakan diantaranya Copyscape, Viper, Turnittin,
dan Article Checker.

 

"Hari
gini masih plagiat, apa kata dunia?"

Lutfi
Hilman Prasetya

Mahasiswa
Sistem Informasi angkatan 2010

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Hati-Hati Plagiarisme!