ITS News

Senin, 02 September 2024
25 Februari 2016, 17:02

Ada Apa Di Masa Depan?

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Jika memikirkan hal sama seperti yang dilakukan Bob Gale, penulis Back to The Future, pada tahun 1989, saat ini di tahun 2016, apa yang terlintas di pikiran anda jika ditanya mengenai masa depan? Misalnya, apa saja yang akan hadir di tahun 2036? Ada teknologi apa di era itu? Berikut adalah prediksi atau kemungkinan teknologi yang hits di masa depan mulai dari era Electric Vehicle (EV), Robosourcing, hingga lahirnya era Artificial Life.

Electric Vehicle

Belum waktunya untuk mobil terbang, 20 tahun mendatang kemungkinan dunia akan didominasi oleh EV atau kendaraan listrik. Menurut Presiden Renault-Nissan, Carlos Ghosn, pada saat diwawancarai The Guardian mengatakan bahwa ”tren penjualan mobil listrik setiap tahunnya akan terus meningkat mengingat kebutuhan dunia untuk terus mengurangi emisi gas CO2.” Dia juga mengatakan regulasi emisi minimum kendaraan yang semakin ketat akan mempercepat penjualan mobil listrik di seluruh dunia.

Pada awal dirilis tahun 2010 penjualan Nissan Leaf, EV keluaran Nissan, tercatat sebanyak 50 unit dan pada tahun 2015 meningkat hingga 42 ribu unit. Sampai saat ini total sudah 250 ribu Nissan Leaf terjual di 46 negara. Menurut artikel di hybridcars.com, tidak hanya regulasi tetapi kesadaran konsumen juga berperan mendukung lahirnya era mobil listrik.

Patrice Ratti, kepala Renault Sport & Technology mengatakan, ”kendala mobil listrik sejauh ini adalah jarak tempuhnya (baterai). Dalam 5-10 tahun ke depan permasalahan ini akan selesai dan keraguan terhadap mobil listrik akan hilang.” Dikutip dari The Guardian, founder Virgin Group, Sir Richard Branson juga memprediksi, ”20 tahun mendatang tidak akan ada lagi penjualan mobil baru berbahan bakar fosil.”

Sebagai informasi tambahan, belakangan perusahaan start-up mobil listrik asal Amerika Serikat, Faraday Future, juga ikut meramaikan pasar mobil listrik dunia dengan merilis mobil konsep FFZERO1. Berdasarkan wawancaranya dengan LA times, perusahaan rival Tesla Motors ini berencana mulai memproduksi mobil listrik massal pertamanya pada tahun 2017. Semakin banyak perusahaan dan pihak yang mengembangkan mobil listrik, maka sangat lazim apabila 20 tahun ke depan jalanan akan dipenuhi mobil listrik.

Robosourcing

Kebutuhan untuk meningkatkan efektivitas industri dan bisnis di masa depan berujung ke era Robosourcing. Menurut Al Gore dalam bukunya yang berjudul The Future, ”robot membutuhkan biaya yang lebih sedikit dibandingkan mempekerjakan manusia. Pekerja (manusia) cenderung akan meminta kenaikan gaji dan kesejahteraan, sementara perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan efektivitas.”

Sebenarnya, Robosourcing. saat ini sudah banyak diterapkan di teknologi manufaktur. Ternyata tidak hanya berhenti di industri, di masa depan Robosourcing. diprediksi akan berpengaruh besar terhadap service dan bisnis.

Salah satunya adalah amazon.com, perusahaan e-commerce ini mulai mengembangkan Amazon Prime Air yaitu sistem pengiriman barang dengan menggunakan drone. Berdasarkan wawancara yahoo(dot)com dengan Vice President amazon.com, Paul Misener, mengklaim bahwa penggunaan drone adalah cara baru dalam mengirim barang, jauh lebih cepat, bebas macet, cukup 30 menit saja dengan catatan jarak pelanggan berada pada radius 10 mil. Paul juga mengatakan suatu saat sistem pengiriman menggunakan drone akan menjadi sesuatu yang lazim seperti sekarang kita melihat mobil pos.

Selain drone, diprediksi juga akan hadir self-driving car. Saat ini, produsen mobil seperti Mercedes-Benz, BMW, dan Tesla sedang gencar mengembangkan self-driving car. Self-driving car akan membuat penyedia jasa transportasi tidak perlu lagi membuang uang untuk membayar supir. Menurut estimasi Business Insider Intelligence, tahun 2020 akan ada 10 juta self-driving car di jalan raya. Jika self-driving car berhasil terlaksana, bisa dibayangkan dalam 5-10 tahun ke depan kita akan memesan taksi tanpa pengendara.

Artifial Life

Selanjutnya, keinginan manusia untuk lebih menghargai ‘nyawa’ dan naluri untuk terus menjelajahi ilmu pengetahuan memicu hadirnya Artificial Life. Menurut Al Gore dalam bukunya, ”saat ini kita berusaha melewati batas kuno yang kita yakini sejak masa lampau: batas antara manusia dan hewan, batas antara satu spesies dan spesies lain, dan batasan antara manusia dan mesin buatan manusia sendiri.”

Sebagai contoh, saat ini banyak sekali rekayasa biomedik yang mengembangkan lengan dan kaki buatan (prosthetic) yang bisa digerakkan berdasarkan perintah dari otak manusia. Lengan atau kaki buatan cukup dihubungkan dengan implan yang terhubung ke saraf manusia, dan voila!. Penderita cacat dapat menggunakan lengan atau kaki buatan seperti bagian badannya yang lama.

Apalagi kehadiran teknologi 3D Printing semakin mempermudah manusia untuk menciptakan komponen buatan yang dapat menggantikan bagian tubuh manusia. Al Gore memprediksi, di masa depan akan banyak organ bagian dalam manusia yang dapat dicetak melalui 3D Printing. ”Saat ini, prostetik untuk otak mulai dikembangkan, begitu juga untuk jantung. Akan ada komponen yang dimasukkan ke dalam otak untuk mengompensasi cedera dan kelainan.”

Artificial life lainnya di masa depan adalah Nanobots. Ray Kurzweil, inventor asal Amerika Serikat, memprediksi bahwa pada tahun 2030 otak manusia akan terhubung ke cloud dan kita dapat menyimpan gambar, mem-back up informasi, dan menyimpan e-mail di otak kita, hanya dengan mengandalkan Nanobots seukuran DNA yang berenang di jaringan otak manusia. Sejauh ini Nanobots masih dalam tahap pengembangan, hanya nanomotors (penggerak) saja yang sudah diuji.

Berdasarkan wawancara Ray dengan Huffington Post, dia mengatakan, ”Nanobots tidak hanya menambah tingkat kecerdasan logika tetapi juga akan menambah kecerdasan emosional manusia.” Menurutnya, kehadiran Nanobots akan membantu proses belajar manusia dan membuat manusia mendekati fase ‘sempurna’.

Untuk menyimpulkan semua hal di atas, sebenarnya banyak sekali hal-hal baru yang akan muncul di masa depan. Masih ada perjalanan ke luar angkasa yang selalu diimpikan Elon Musk, alat transportasi bawah tanah super cepat, wireless power, dan masih banyak lagi. EV, Robosourcing, dan Artificial life adalah era baru teknologi di masa depan yang bersifat cutting edge, yang paling mutakhir dari teknologi itu sendiri. Dilihat dari perkembangan saat ini, tiga era tersebut menurut saya adalah yang paling dekat dan paling mungkin untuk direalisasikan di masa depan.

Ilman Patria Nugraha

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin

Angkatan 2011

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Ada Apa Di Masa Depan?