SURABAYA – Get Safety and Clean Environment, itulah tema yang diambil The First Indonesian Auto Expo 2002, yang digelar 15-24 Februari, di Plaza Tunjungan III. Tema itu diambil, karena saat ini banyak produk otomotif yang tidak ramah lingkungan dan tidak memenuhi syarat keselamatan pengemudi.

"Saat ini, banyak produsen yang tidak sadar terhadap lingkungan. Sehingga produk-produk mereka tidak ramah terhadap lingkungan. Seperti bus kota, yang asapnya hitam pekat. Yang menyebabkan pengemudi di belakangnya tidak dapat melihat," ujar Bambang Widiono dari Codi Enterprise, penyelenggara pameran.

Bagaimana kriteria produk-produk yang ramah terhadap lingkungan? Menurut Herman Latif, ketua panitia tetap Laik Jalan –badan di bawah Departemen Perhubungan–, produk tersebut emisi gas buangnya tidak melebihi ambang batas.

Namun, ia mengingatkan, produk yang ramah lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab produsen saja. "Konsumen yang telah membeli produk juga berperan penting. Karena perawatan terhadap produk sangatlah diperlukan," tegas Herman.

Selain harus ramah lingkungan, kata Herman, produk otomotif harus aman bagi pengendara. "Seperti mobil, harus ada sabuk pengamannya," tandas Herman. Ia lantas menyayangkan kejadian beberapa tahun silam, saat tertundanya keharusan memasang sabuk pengaman. Tahun 1998 itu, ada krisis moneter. Jadi, banyak orang yang enggan melengkapi mobilnya dengan sabuk pengaman.

Dalam pameran mobil pertama tahun 2002 di Surabaya itu, dipamerkan pula beberapa contoh kendaraan ramah lingkungan. Misalnya Widya Wahana, mobil tenaga matahari buatan mahasiswa ITS. Selain itu ada pula Minicot, skuter mini elektrik. Berbentuk seperti skuter Poo Teletubbies, Minicot mampu melaju hingga sekitar 25 km/jam.

Secara keseluruhan, ada sekitar 50 peserta memeriahkan pameran ini. Seperti Hyundai, KIA, Volvo, dan Opel. Juga Piaggio dengan skuter-skuter terbarunya. Dan kemarin, di pameran tersebut, di-launching juga Indonesian Contest, sebuah ajang kompetisi modifikasi mobil. (dhe)