ITS News

Jumat, 27 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Robot B-Cak III Juga Tampil

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tak mau kalah dengan tim perguruan lain dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XV di Unair, 6-10 Maret nanti, mahasiswa D-3 Elektronika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS akan menampilkan karya istimewanya: Robot B-Cak. Lho, robot itu kan yang pernah menjuarai lomba robot internasional di Fukusima, Jepang tahun lalu?

Menurut para penciptanya, lima mahasiswa PENS, robot yang akan diikutsertakan di even tahunan ini, memang diberi nama yang sama dengan robot yang menang itu. Namun, yang tampil nanti bukan robot yang menang tersebut.

"Yang kita tampilkan nanti robot B-Cak generasi ketiga. Jauh lebih cerdas dibandingkan generasi satu dan dua yang kita bawa ke Jepang itu," ungkap Eko Henfry, salah satu anggota tim.

Kalau B-Cak generasi satu dan dua perlu tuntunan jalur strip putih untuk mencapai tujuan, maka B-Cak versi baru ini, kata Eko, mampu secara mandiri mencari dan menemukan tempat yang dituju. Termasuk berbelok menghindari rintangan.

Untuk membuat B-Cak itu, lima mahasiswa angkatan 1998 tersebut, benar-benar menspesialisasikan pada bidang masing-masing. Eko Henfri khusus membuat sistem sensornya, Hasan Firdaus mencipta algoritma –rangkaian program komputer yang membuat robot mampu mencari jarak tempuh terpendek dari serangkaian pilihan jalur.

Kemudian Andri Heru membuat fuzzy logic -cabang ilmu komputer kecerdasan buatan yang menirukan pengambilan keputusan seperti otak manusia– untuk menghindari rintangan. Guntur Nawangputro menghasilkan fuzzy logic untuk menuju ke tempat tujuan. Sedangkan Andi Eko membuat driver motor penggerak dan mekaniknya.

"Pada robot ini dimasukkan koordinat awal (asal) dan tujuan," terang Hasan yang kini mengelola perusahaan hardware Best Tech Professional di bilangan Rungkut Mejoyo itu. Kecerdasan robot tersebut diuji dengan menaruh sejumlah rintangan seperti balok di antara titik awal gerak dan tujuan akhir robot.

Hasilnya, robot ini memang cerdas. B-Cak mampu menghindar dengan membelok ketika menemui rintangan. "Pada jarak berpuluh sentimeter sebelum menabrak rintangan, B-Cak sudah mengantisipasinya dengan memperlambat kecepatan gerak," ujar Eko Henfry.

Untuk mengetahui rintangan, papar Andri Heru yang kini melanjutkan kuliah D-IV di Elektronika PENS, di seputaran robot dipasang delapan sensor ulrasonik. Nah, jika ada halangan di depan "mata" robot, maka gelombang yang dipancarkan sensor akan terpantul kembali. Dari sana, program komputer yang dibuat dalam bahasa mesin komputer (assembly) dan Turbo C, akan menghitung jarak robot dengan rintangan. Selain memasukkan koordinat, gerakan robot yang proses pembuatannya dibimbing oleh dosen Ali Husein, Didik Setyo, Zainal Arif dan Alri Djajis itu, juga bisa dikendalikan tanpa kabel (wireless) dengan remote inframerah.

Ditenagai baterai 12 Volt, robot yang mampu bergerak maju, mundur dan berbelok dengan lengkungan sudut 30 sampai 60 derajat ini, bisa mencapai kecepatan 10 sentimeter per detik.

Robot yang juga merupakan karya akhir para mahasiswa kreatif itu menghabiskan biaya total Rp 7 juta. Spare part yang mahal adalah bagian rotary encoder yang tugasnya mendeteksi gerakan roda dan mengubahnya menjadi data jarak yang telah ditempuh oleh robot.

"Dananya selain urunan, juga berasal hadiah dari Poltek atas prestasi kami di Jepang itu, masing-masing Rp 750 ribu," terang Hasan.

Hadiah itu adalah ganjaran atas prestasi mereka mengharumkan nama bangsa di Lomba Robot Fukushima Jepang. Gearbox penggeraknya dibeli dari pasar loak di Demak. "Itu bekas mesin fotokopi, Mas," ucapnya. (frd)

Berita Terkait