ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Lima Kandidat Rektor ITS, Siapa Saja Mereka dan Apa Keistimewaannya ( I )

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mereka masih akan diseleksi lagi menjadi tiga nama. Caranya, dengan mengadu dalam debat terbuka tentang visi dan misi ITS pada 4 Nopember mendatang.

Penampilan wanita 57 tahun ini terkesan bersahaja. Rambutnya yang tampak memutih, selalu dibiarkan terurai. Gurat-gurat ketuaan tampak jelas di raut wajahnya. Busana yang dikenakan ke kantor, tak ubahnya seperti pakaian seorang ibu rumah tangga biasa. Suaranya lemah lembut namun berwibawa. Tapi, siapa sangka wanita kalem ini adalah salah seorang guru besar dan kandidat rektor ITS dengan segudang penghargaan nasional dan internasional.

Dialah Prof Ir Happy Ratna Sumartinah MSc PhD. Ketua Jurusan Teknik Arsitektur ITS ini satu-satunya kandidat rektor ITS yang wanita. Kandidat lainnya adalah Prof Ir Hadi Sutrisno, Prof Ir I Nyoman Sutantra MSc PhD, Dr Ir Mohammad Nuh DEA dan Prof Ir Nadjadji Anwar MSc.

Kesederhanaan menjadi ciri khas Happy. Setiap berangkat ke kantor, Happy lebih suka naik becak ketimbang naik mobil. Bahkan, handphone pun Happy tak pernah membawa. "Saya tidak suka bawa HP, soalnya saya merasa terganggu dengan bunyinya," tutur ibu dua putra ini.

Berbagai pendidikan telah ditempuh Happy. Usai mendapat gelar Insinyur jurusan Arsitektur ITS tahun 1975, Happy melanjutkan studinya ke University of New South Wales Australia. Di sana, Happy mendapat gelar MSc. Namun, itu belum cukup bagi Happy. Tahun 1988, istri dari Ir Santosa ini pun mendapat gelar PhD -nya dari University of Queensland Australia. Terhitung sejak tahun 1980 hingga tahun 2000, 18 kali penelitian telah dilakukannya. Itu belum termasuk karya publikasi ilmiah miliknya.

Berbagai penghargaan juga telah diraihnya. Tahun 1993, Happy terpilih sebagai dosen teladan II FTSP – ITS. Di tahun 1998, Happy juga dianugerahi penghargaan Dwidya Satya Perdana ITS masa kerja 20 tahun. Bahkan, di tahun yang sama, Happy juga dianugrahi The Best Research Award dari South East Asian Ministers of Education Organisation-Jasper (SEAMEO Jasper) untuk penelitian The Potential of Coastal Village Settlement in Supporting Tourism and Poverty Eradication Programmes in East Java. Penghargaan terakhir diraihnya tahun 1999 dari rektor ITS untuk Prestasi Riset Permukiman Pantai

Menjadi satu-satunya wanita balon rektor ITS, apakah Happy merasa tidak sungkan? "Soal deskriminasi gender, paling saya tentang. Tapi, saya sebenarnya tidak pernah berambisi menjadi rektor," aku Happy. Bahkan, Happy mengaku terkejut ketika namanya disebut masuk sebagai salah seorang kandidat kuat.

Menurutnya, menjadi seorang rektor, bukanlah segala-galanya. "Seorang rektor itu hanyalah jabatan manajerial saja, seorang rektor bukanlah penguasa kampus," tutur Happy. Menurut Happy, jabatan rektor bukan berarti membuat semua karyawan adalah bawahan. Prinsip ini pula yang diterapkannya selama memimpin jurusan arsitektur dua periode (1997-sekarang). Bahkan, meski jabatan suaminya tergolong di "bawah" Happy-suami Happy adalah dosen biasa jurusan Arsitektur-namun di rumah, Happy tetap seorang istri yang selalu melayani suami.

Happy juga tidak begitu peduli seandainya dirinya tidak terpilih sebagai rektor. "Siapapun rektornya, saya tetap akan menerimanya," ujarnya. Hanya, lanjut Happy, rektor mendatang harus lebih memperhatikan para staf administrasi. "Staf administrasi harus diperlakukan sama dengan para dosen," ujarnya.

Bahkan, menurut Happy, staf administrasi juga harus disekolahkan atau dikursuskan. "Biar mereka semua lebih pintar dari sekarang," ungkap Happy. Wanita bijaksana ini juga mempunyai motto hidup yang sederhana. "Program apapun yang akan kita kerjakan, harus benar-benar berdasarkan kejujuran dan transparansi," tuturnya. Happy juga bercita cita ingin menjadikan ITS sebagai center of excellent. "Saya ingin mahasiswa ITS selalu unggul," ujarnya.

Di kalangan karyawan jurusan Arsitektur, Happy dijadikan tokoh panutan yang dihormati. "Meski Bu Happy atasan kami, namun Bu happy tidak pernah memperlakukan kami sebagai bawahannya," ujar seorang staf jurusan. Happy dikenal sebagai seorang yang selalu mengedepankan kebersamaan dalam memutuskan suatu persoalan. (firzan syahroni)

Berita Terkait