Senin, 17 Pebruari 2003
"Ada dua masalah besar yang harus dihadapi rektor baru yakni dana pendidikan dan keterbatasan peluang kerja bagi lulusan," ujar Prof Soegiono, Minggu (16/2).
Dikatakannya, untuk meningkatkan mutu pendidikan, unsur utamanya adalah penggunaan kurikulum yang sama dengan kemajuan teknologi. "Selama ini ITS sudah punya semuanya. Namun dalam segi teknologi, kita ketinggalan. Teknologi begitu cepat berkembang, karena tak punya uang, kita tak bisa mengikutinya."
Untuk mengatasi itu, menurut Soegiono, harus semakin banyak pengajar muda ITS yang disekolahkan keluar untuk mengikuti program doktoral atau master. Karena kalau hanya membeli alat, justru cepat ketinggalan. "Rektor baru harus memacu para dosen itu untuk keluar (sekolah). Kita tak bisa lagi belajar teori, tapi harus aplikasi," ujarnya.
Tentang otonomi kampus, memang masih sulit. Menurut Soegiono, saat ini terjadi kegamangan setelah melihat hasil uji coba PTBHMN di empat universitas (UI, UGM, ITB, IPB). "Saya rasa, ITS tetap akan mengarah ke sana, itu tidak bisa tidak. Namun kita tidak perlu buru-buru, kalau yang sudah melaksanakan saja hasilnya seperti itu," tegasnya.
Menanggapi diserahterimakannya jabatan rektor kepada M Nuh, Soegiono mengaku yakin dengan kemampuannya. Apalagi, katanya, selama ini pendekatan yang dilakukan Nuh kepada mahasiswa dan masyarakat kampus lainnya sangat baik. (tof)
Mojokerto, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus menunjukkan komitmennya dalam menunjang program pendidikan dokter muda atau koas
Kampus ITS, ITS News — Terus berupaya dalam menjawab kebutuhan industri sukses mengantarkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menempati posisi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya menciptakan lingkungan kampus ideal untuk mendukung pendidikan.
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya meningkatkan citra sebagai institusi pendidikan yang unggul