ITS News

Senin, 30 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

296 Mahasiswa ITS Ikuti TOEFL Lagi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pihak ITS akhirnya bersedia memberikan kesempatan untuk kali kedua bagi mereka. Tes yang digelar oleh UPT (Unit Pelaksana Teknis) Bahasa ITS di ruang UPT itu dimulai pukul 08.00. "Saya tidak ingin gagal lagi," ujar Wisnu, salah satu mahasiswa yang ikut tes.

Rektor ITS Prof Dr Mohammad Nuh DEA mengatakan, kesempatan untuk mengulang tes tersebut ditetapkan dalam Rapat Senat Harian pada Selasa (8/2) lalu. Rapat itu diikuti oleh seluruh PR (pembantu rektor) dan dekan ITS. "Setelah kami lihat, ternyata kekurangan mahasiswa hanya terpaut beberapa poin. Misalnya 440 atau 435," jelas Nuh kepada Jawa Pos. Karena angka yang mepet itu, Nuh berharap mahasiswa yang mengulang bisa menutupi kekurangannya. "Sejak diumumkan hingga tes hari ini (kemarin, Red.) mahasiswa punya waktu untuk belajar," lanjutnya.

Sebagaimana diwartakan, untuk mendapatkan pengakuan sebagai perguruan tinggi internasional, Rektor ITS Prof Dr Mohammad Nuh DEA, mengeluarkan Peraturan Akademik nomor 22/2004 tertanggal 4 Maret 2004. Di dalamnya disebutkan bahwa setiap mahasiswa ITS yang akan diwisuda harus lulus TOEFL. Untuk mahasiswa D3, D4, dan S1 harus memenuhi skor 450. Untuk mahasiswa jenjang S-2, harus lulus TOEFL dengan skor 475. Sedangkan mahasiswa S-3, harus punya TOEFL dengan skor 500. Ternyata, setelah tes, 296 mahasiswa dinyatakan gagal karena nilainya kurang dari standar yang ditetapkan.

Ratusan mahasiswa mengaku sangat kecewa. Sebab, mereka tidak bisa ikut wisuda sarjana pada 12-13 Maret nanti. Bahkan, mereka juga sempat mendatangi kantor rektorat untuk memprotes keputusan tersebut.

Bagaimana jika gagal lagi? Nuh menegaskan para mahasiswa dipersilakan mengikuti training atau kursus TOEFL lagi. "Terpaksa mereka harus ikut training agar bisa mengikuti wisuda September nanti," tegasnya. Pengumuman siapa yang lolos tes bakal diumumkan Jumat besok. "Kira-kira sesudah Jumatan sudah bisa dilihat pengumumannya," sambung Nuh.

Sementara itu, Direktur UPT Bahasa ITS Dra Lubna Algadrie Dipl TEFL, MA, meminta masyarakat agar tidak mempermasalahkan mahasiswa yang tidak lulus TOEFL. Hal itu telah menjadi konsekuensi dari proses menuju perguruan tinggi bertaraf internasional. "Kita tidak bisa apa-apa. Fakta yang ada menunjukkan ada sebagian mahasiswa yang tertinggal," ujar Lubna.

Lebih lanjut, wanita 60 tahun itu menjelaskan agar tidak melihat persoalan itu secara terbalik. Menurutnya, mahasiswa ITS yang mampu berbahasa Inggris (lulus TOEFL) jumlahnya lebih banyak dibandingkan yang tidak. "Perguruan tinggi mana yang bisa meluluskan mahasiswanya sebanyak ITS?" ujarnya. (nie)

Berita Terkait