ITS News

Senin, 30 September 2024
25 Mei 2005, 12:05

Kerja Keras ke Kontes Beijing

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Juara Kontes Robot Indonesia (KRI) 2005, tim ASKAF-i dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS, kembali harus bekerja keras. Mereka mesti menyempurnakan penampilan robotnya sebelum berlaga di kontes ABU Robocon 2005 di Beijing 27 Agustus mendatang. Mereka juga ingin mencatatkan prestasi di kontes robot yang diikuti tim dari berbagai negara itu.

Menjadi wakil bangsa membuat tim yang terdiri atas Adnan Rahmat Anom Besari, Sigit Hardiyono, Kristian Ari Prasetyo, Arif Zuantoro, dan Fuad ini harus mempersiapkan diri lebih matang. Robot ASKAF-i yang terdiri tiga robot otomatis dan satu robot manual harus mereka benahi kekurangannya hingga sempurna. "Dalam dua bulan ini kami akan membuat robot baru," ungkap Sigit, sang kapten tim.

Dalam ABU Robocon yang bertema Climb on The Great Wall mendatang, robot otomatis dan manual harus memasukkan bola api yang dibawanya ke stupa yang terbuat dari keranjang. Mereka bersaing dengan robot lawan untuk memasukkan bola ke empat stupa luar, empat stupa tengah, dan satu stupa utama. Tim yang pertama kali berhasil memasukkan bola api ke empat stupa luar, dua stupa tengah yang membentuk garis diagonal, dan menyalakan api perdamaian dengan memasukkan bola ke stupa utama dinyatakan menang mutlak atau disebut climb.

Dengan tugas seperti itu, tim ASKAF-i dituntut bekerja keras merancang robot yang mampu bergerak sangat cepat ke stupa utama. "Kami dapat informasi, tim Vietnam sebagai juara di dua kali ABU Robocon sudah mampu mencapai main torch (stupa utama) dalam waktu 7 detik. Kami harus bisa lebih cepat," jelas Sigit.

Mahasiswa angkatan 2002 ini menjelaskan, kemampuan robot mereka saat ini masih 9 detik. Tapi mereka optimistis bisa membuat robot lebih baik. "Di KRI kemarin, kami memperhatikan robot-robot dari UI dan ITB. Keunggulan robot mereka akan kami adopsi di ASKAF-i," katanya. Namun, imbuhnya, robot baru mereka tetap mengadaptasi konsep robot lama.

Selain meningkatkan kecepatan robot, tim yang dibimbing Eko Henfri Binugroho –anggota tim B-Cak yang menjuarai Robocon 2001– ini juga menyiapkan beberapa strategi saat bertanding. "Sepertinya kami juga menyiapkan agar robot kami bisa menghalangi lawan. Karena di ABU Robocon hal itu tidak dilarang," papar mahasiswa yang masuk tim SIFAA, juara KRI 2004.

Sebagai wakil Indonesia, ASKAF-i memang harus bersiap-siap ekstra keras. Pemerintah melalui Depdiknas pun mewanti-wanti agar tim ASKAF-i bisa meraih posisi tertinggi dalam ajang itu. Paling tidak di posisi runner-up. "Pemerintah sangat mendukung penampilan ASKAF-i nanti. Ini juga untuk pencitraan bangsa di dunia internasional," ujar Dirjen Dikti Satryo Soemantri Brodjonegoro di sela-sela KRI, Minggu lalu. Saat ini, robot-robot ASKAF-i masih ditahan di Jakarta. "Kami dijadwalkan untuk menghadap ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," ungkap Sigit.

Selain ASKAF-i, pemerintah juga memberi apresiasi kepada PENSA Mobile, juara KRCI untuk kategori robot expert. Tim yang terdiri atas Fernando Ardila, Mochamad Arif Prasetiawan, dan Wahyu Triwibowo ini dijanjikan Dirjen Dikti untuk berangkat ke Amerika. Mereka akan mengikuti kontes serupa tingkat dunia di Trinity College. "Namun kita belum tahu kepastiannya. Katanya kami harus mencari sponsor sendiri. Itu berat buat kami," ujar Arif. (rin)

Berita Terkait