ITS News

Senin, 30 September 2024
23 Oktober 2005, 16:10

Mudik Bareng; Tiket Free, Bus AC, Hingga Parsel

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Lebaran identik dengan mudik. Seperti tahun-tahun sebelumnya, jumlah pemudik selalu membeludak. Beragam upaya digagas untuk mengatasinya. Seperti mudik bareng yang dilakukan beberapa instansi, sebuah pilihan di saat harga BBM melambung tinggi.

Mudik saat Lebaran adalah hal yang paling ditunggu-tunggu. Apalagi jika bisa dengan cepat sampai kampung halaman dan bertemu dengan sanak saudara di rumah. Tak jarang fenomena paling dinanti di penghujung Ramadan ini menimbulkan ledakan penumpang di beberapa stasiun, terminal dan bandara.

Bagi mereka yang berduit mungkin akan memilih naik pesawat atau kereta kelas eksekutif. Tapi, bagi yang kemampuan ekonominya pas-pasan pasti larinya ke angkutan bus atau kereta api kelas ekonomi.

Atau yang mudik hanya antar kota dalam provinsi jarak dekat lebih memilih naik motor saja. Meski begitu, fenomena ini tak jarang menimbulkan masalah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggandeng beberapa instansi untuk mencarikan solusinya, seperti munculnya ide mudik bareng.

Kadin Surabaya misalnya, telah menggagas program mudik bareng sejak delapan tahun lalu. Mulanya tak banyak bus yang disediakan, tapi dari tahun ke tahun ide ini terus memperoleh dukungan. Buktinya banyak juga pihak yang mau menyeponsori program ini. Belum lagi tiap tahun jumlah pemudik selalu bertambah.

Menurut Chaeruddin Ramly, Ketua Panitia Angkutan Lebaran Kadin Surabaya, problem mudik ini adalah persoalan bersama. Karena itu, harus ada kepedulian dari pemerintah maupun pihak swasta terhadap karyawan maupun masyarakat umum. Tak hanya di sektor formal saja, tapi juga sektor informal. "Dari awal kami terus menggalang koordinasi dengan kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya, termasuk Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Jatim," kata Chaeruddin.

Diprediksikan untuk tahun ini kenaikan harga BBM maupun harga sembako berpengaruh signifikan kepada calon pemudik. "Dari situlah program mudik bareng terus berlanjut. Hingga kini kami sudah kedelapan kalinya menggelar angkutan Lebaran," papar Chaeruddin.

Ditambahkannya, untuk tahun ini akan muncul lonjakan peminat mudik bareng karena harga BBM yang naik. Logikanya sederhana saja, jika mudik dengan bus umum untuk sampai ke Ponorogo seorang pemudik harus mengeluarkan dana lebih dari Rp 30 ribu. Hal ini jelas akan memberatkan pemudik.

Yang pasti, program ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat pulang ke kampung halamannya."Semua orang punya hak yang sama untuk bisa bertemu sanak saudaranya," imbuh Chaeruddin. Termasuk kaum buruh pabrik, karyawan kelas bawah, dan masyarakat pinggiran kota.

Untuk melaksanakan kegiatan tahunan itu, Kadin telah mendirikan dua terminal bantuan. Terminal tersebut ditempatkan di dua titik yang banyak ditinggali karyawan. "Program ini kami utamakan bagi keluarga karyawan pabrik, maka biar mudah dan leluasa kami dirikan terminal bantuan di sekitar industri," lanjutnya.

Kedua terminal non permanen tersebut berada di Perum Perhutani Jalan Margomulyo dan di lantai satu wisma PT SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut). Pasalnya, tak jarang ledakan pemudik terjadi saat akan mendekati Lebaran. Selain itu, keberadaannya diharapkan dapat mereduksi konsentrasi penumpang di terminal umum.

Bagi mereka yang mengikuti mudik bareng ini, para pemudik akan diangkut dengan bus pariwisata full AC. "Bahkan kami juga akan memberikan sedikit bingkisan Lebaran bagi mereka," terang pria asal Sulawesi ini.

Bus-bus tersebut disediakan oleh para pengusaha-pengusaha Kadin yang memiliki kepedulian terhadap ledakan penumpang, Pemkot juga mengucurkan dana untuk penyewaan bus angkutan ini. Tidak tanggung-tanggung sekitar 60 armada bus akan dipersiapkan untuk memberangkatkan sekitar 3.000 pemudik. Rinciannya, 44 di antaranya ditempatkan di Margomulyo, selebihnya stand by di PT SIER. "Ini dilakukan karena berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya konsentrasi penumpang lebih banyak di Margomulyo," tukasnya.

Rencananya pemberangkatan di dua titik tersebut akan di mulai pada 1 November mendatang. Pemberangkatan pertama dari terminal bantuan di Perum Perhutani Jalan Margomulyo, sementara keesokannya di PT SIER. "Jadwal pemberangkatannya dimulai pukul 09.00 hingga selesai," tegas Chaeruddin.

Jurusan yang dilayani, antara lain Jember, Malang, Jombang,Nganjuk, Kediri, Madiun, Ponorogo, Lamongan, Bojonegoro dan Tuban. Para pemudik itu akan diantar ke tempat masing-masing. Kalau tujuannya Jember juga akan diantar sampai terminal Tawang Alun, Jember.

Di antara berbagai rute itu, yang paling banyak dituju adalah Bojonegeoro dan Nganjuk. "Di Margomulyo sendiri, banyak sekali karyawan yang berasal dari Nganjuk," kata salah satu petugas pendaftar. Setiap hari tidak kurang dari 100 orang rela antri mendaftar. Bahkan tempat pendaftaran di Margomulyo sempat juga kehabisan formulir pendaftaran. Untuk pemberangkatannya, Kadinda Surabaya akan kerja bareng dengan Dishub Surabaya dan DLLAJ Jatim. Oleh karena itu jajaran Dishub maupun Satlantas Polwiltabes akan berkonsentrasi di dua lokasi tersebut.

Sementara itu, kampus juga tidak mau ketinggalan menyelenggarakan acara mudik bareng. Salah satu kampus yang menggelar kegiatan ini adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Program yang dinamakan mudik murah ini digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS bekerjasama dengan ikatan alumni ITS dan Dinas Perhubungan. Kegiatan yang di gelar untuk kedua kalinya ini, rencananya akan menjangkau kota-kota seperti Banyuwangi, Blitar, Tulungagung, Ponorogo, Tuban, Sumenep, Jogjakarta, dan Semarang.

"Kali ini, daerah yang dijangkau lebih banyak. Selain wilayah Jatim, Madura juga beberapa kota di Jateng," kata penanggung jawab program mudik murah, Aditya Nugroho.

Untuk mengangkut pemudik telah disiapkan sebanyak 20 armada bus oleh pihak panitia. Fasilitasnya, bus patas ber-AC serta konsumsi. Untuk biaya, pemudik hanya dikenai sebesar 50 persen dari tarif normal. Sedangkan sisanya diperoleh dari bantuan rektorat ITS, ikatan alumni ITS serta bantuan sponsor. "Seluruh armada bus kami peroleh dari menyewa di beberapa PO (perusahaan otobus)," jelasnya.

Untuk jumlah peserta, dibatasi sampai 900 orang. Mereka tidak hanya dari kalangan mahasiswa dan civitas akademika ITS saja, tapi juga dari masyarakat umum. "Tahun ini kuota pemudik akan ditingkatkan dua kali lipat. Mengingat fasilitas yang disediakan cukup menarik. Sedangkan tahun lalu hanya menampung 400 pemudik saja," ujarnya.

Cara pendaftarannya, bagi civitas akademika ITS harus menunjukkan kartu mahasiswa. "Untuk masyarakat di sekitar kampus kami akan melibatkan elemen RT-RW dan kelurahan, atau mereka juga bisa datang ke BEM secara langsung," tambahnya.

Menurut Aditya, kegiatan ini, merupakan salah satu wujud kepedulian terhadap masyarakat. Apalagi setelah adanya kenaikan harga BBM. "Kami berharap melalui Mudik Murah dapat memberikan diskon setengah harga tiket resmi, sebelum tuslah untuk pulang ke kampung halaman," paparnya. Pemberangkatan di ITS akan dilaksanakan pada 29 Oktober 2005, rencananya juga akan dilepas oleh Gubernur Jatim, Imam Utomo. (Lukman/ Ratih/ Anggit)

Berita Terkait