ITS News

Senin, 30 September 2024
20 November 2005, 12:11

Awalnya Hanya Dua Fakultas

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Salah seorang pendiri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Jahja Hasjim, meluncurkan buku kemarin. Buku berjudul Perjuangan dan Pengabdian itu berisi tentang biografi Jahja dan sejarah pendirian ITS.

Dalam bukunya, dia menceritakan sejarah berdirinya ITS. Saat itu, para tokoh dan sarjana teknik berpikir mendirikan lembaga pendidikan. Khususnya pendidikan ilmu teknik menengah dan tinggi. "Kami menganggap bahwa pendidikan ini nanti penting bagi kehidupan bangsa dan negara serta ketahanan nasional pada masa mendatang," jelas Jahja dalam bukunya.

Akhirnya, melalui berbagai proses dan dalam waktu relatif singkat, berdirilah Yayasan dan Perguruan Tinggi Teknik (YPTT). Sesuai keputusan rapat pengurus yayasan, YPTT mulai diberlakukan pada 17 Agustus 1957, bertepatan dengan peringatan Hari Proklamasi Ke-12Kemerdekaan RI.

Hasil rapat juga memutuskan bahwa yayasan dan perguruan tinggi menggunakan nama "10 Nopember". Perguruan tingginya resmi berdiri dan dibuka pada 10 Nopember 1957, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. "10 Nopember bagi perguruan tinggi teknik mempunyai arti menghormati Hari Pahlawan dan menjadi sumbangsih terhormat bagi masyarakat Surabaya," katanya.

Yang menjadi ketua yayasan pertama adalah dr Angka Nitisastro yang juga menjabat ketua presidium I Perguruan Tinggi Teknik. "Saat dimulai, hanya ada dua fakultas teknik, yaitu sipil dan mesin," ungkap kakek kelahiran 83 tahun silam tersebut.

Selain sejarah pendirian ITS, buku tersebut mengisahkan kehidupan Jahja. Dulu, bersama tokoh-tokoh ulama yang dikenalnya pada masa sekolah menengah, dia mendirikan sebuah organisasi. Organisasi tersebut diberi nama Putera Soerabaia yang dibentuk pada 1936.

Jahja juga menjadi salah seorang penggagas berdirinya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya. "IAIN Sunan Ampel diresmikan pada 5 Juli 1965," kata bapak tiga putra dan tiga putri itu. Sampai sekarang, Jahja menjabat penasihat lembaga pendidikan dan sosial "Khodijah". "Waktu itu, pada 1985, saya diminta langsung oleh direktur kepala sekolah yayasan pendidikan dan sosial Khodijah KH Abdul Wahab Turcham untuk menjadi penasihat," ungkapnya. (rth)

Berita Terkait