ITS News

Senin, 30 September 2024
10 Februari 2006, 15:02

ITS Surabaya Ciptakan Alat Uji Sumur Minyak

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Alat itu kami namakan Burner Lathi Geni atau Pembakar Lidah Api. Dalam uji
coba yang dilakukan di fire ground Pertamina di Cepu pada 3 Februari lalu,
alat itu telah dinyatakan bekerja sempurna dan maksimal," kata ketua tim
pembuatan alat tersebut, Dr.Muhammad Nur Yuniarto, Kamis (9/2).

Ia menjelaskan, hasil maksimal itu sesuai dengan keinginan PT.Bama Bumi
Sentosa (BBS) selaku pemesan yang mensyaratkan hasil pembakaran tidak
menimbulkan asap hitam yang dapat merusak lingkungan.

"Alat pembakar minyak mentah itu mempunyai beberapa kelebihan dibanding
dengan beberapa alat pembakar yang selama ini dipasok beberapa perusahan
asing di bidang perminyakan, diantaranya tidak menimbulkan asap pekat hitam
yang umum terjadi pada proses pembakaran minyak mentah," katanya.

Selain itu, kata doktor lulusan University of Manchester, Inggris itu, alat
pembakar tersebut juga tidak meninggalkan sisa, karenanya dinamakan
"smokeless crude oil burner lathi geni" atau cukup disingkat dengan burner
lathi geni.

Keunggulan lainnya, harganya juga relatif murah, karena alat itu sudah dapat
dibuat di dalam negeri. "Kalau pembakar yang biasa dipasok
perusahaan-perusahaan minyak asing itu berharga miliaran rupiah, sedangkan
pembakar yang kami buat hanya dalam kisaran ratusan juta rupiah saja. Itu
sudah mampu menekan biaya dalam proses pemanfaatan sumur minyak," katanya.

Menurut dia, proses pembakaran minyak mentah dalam rangkaian pengetesan
sumur minyak sebelum dieksplorasi, merupakan proses yang tidak bisa
diabaikan begitu saja, karena jika tidak ditangani dengan serius dapat
menimbulkan pencemaran.

"Selain itu, saat melakukan pembakaran minyak mentah pun, jika perbandingan
udara yang dikeluarkan dengan jumlah minyak mentah yang akan dibakar tidak
setara, maka dipastikan akan menimbulkan pencemaran berupa asap hitam dan
sisi minyak yang tidak terbakar," ucap Muhammad Nur Yuniarto.

Didampingi rekan timnya, Ary Bachtiar Krisna Putra ST, MT, ia mengatakan,
awal mula mereka membuat pembakar minyak mentah itu dari riset mengenai
burner yang sudah lama dilakukan di Jurusan Mesin ITS.

"Bahkan, bukan hanya itu, dasar teori pun sudah dimasukkan dalam mata kuliah
teknik pembakaran yang ditawarkan kepada mahasiswa, tapi kami baru tergerak
untuk membuat dalam bentuk nyata dan benar-benar bisa dimanfaatkan ketika
kami ditantang PT.BBS untuk membuat pembakaran tanpa asap (smokless),"
katanya.

Waktu itu, katanya, yang terpikir bagaimana dapat menjawab tantangan
tersebut. "Tanpa berpikir panjang, kami pun menyatakan sanggup mewujudkan
permintaan PT.BBS dan karena sudah menyatakan sanggup, maka kami terus
bekerja keras siang malam, mulai dari merancang bentuk, memilih material
hingga membuat modeling di komputer," ujarnya.

Terus terang, katanya, karena minimal burner itu harus dapat membakar
sebanyak 10 ribu barel minyak mentah per hari, maka kapasitasnya pun harus
dibuat besar. "Tapi, kami tidak ingin beresiko dengan alat yang besar itu,
karenanya selain dibuat modeling pada komputer dan mensimulasikannya, kami
juga memulainya dari yang kecil terlebih dahulu," katanya.

Prestasi lain yang juga perlu dicatat dalam pembuatan burner adalah waktu
yang dibutuhkan. "Kalau kerja normal untuk satu alat bisa selesai dalam
waktu enam bulan, tapi karena kami bersemangat dan ingin segera melihat
hasil pembuatan alat ini, maka hanya butuh waktu dua bulan, dari Desember
2005 hingga Januari 2006. Tentu, kami bekerja 24 jam tanpa libur di hari
Sabtu dan Minggu," katanya.

Ia menambahkan, yang tak kalah penting adalah alat rancangan mereka sudah
dipesan PT.BBS. "Satu unit Burner Lathi Geni kini sudah dipesan PT.BBS,
selain itu juga pesan dua atomizer atau ujung pembakar hasil desain tim
untuk burner yang telah dimiliki PT.BBS guna keperluan pembakaran minyak
mentah di lepas pantai," katanya.

Ke depan, katanya, diharapkan bukan hanya PT.BBS yang memesan tapi ada
banyak perusahaan lain tertarik, karena hasilnya jauh lebih baik dan
harganya lebih murah. *antara/pur*

Berita Terkait